Kamis, 02 Oktober 2014

sistem informasi akuntansi manajemen

BAB II



A.    Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan . Sistem informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien dan Marakas 2009). Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan yang membantu manajer menangani tiga masalah pokok sebagai berikut (Charles T. Hongren):
1.      Merencanakan secara efektif dan memusatkan perhatiannya pada penyimpangan apa yang direncanakan.
2.      Mengarahkan operasi sehari-hari
3.      Mencapai penyelesaian sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi organisasi. (Kamaruddin Ahmad, 2011: 9)
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas, seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis , pelaporan dan pengelolaan informasi. Keluaran ini bisa mencangkup laporan khusus biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja bahkan komunikasi pribadi. (Hansen Mowen, 2009:4)
Menurut O’Brien dan Marakas (2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen memiliki tiga tujuan umum diantaranya :
1.      Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang ditentukan oleh manajemen.
2.     
3
Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3.      Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan ini menunjukkan manajer dan pengguna lainnnya perlu memiliki akses menuju informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui cara menggunakannya. Informasi akuntansi menajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi digunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Sistem akuntansi manajemen yaitu suatu sistem yang dapat memberikan atau menyampaikan informasi yang relevan kepada manajer untuk mengambil keputusan, perencanaan, dan pengawasan.informasi yang dikumpulkan dan dianalisis oleh akuntan manajemen yang digunakan untuk mendukung tindakan – tindakan manajemen. (Steffi Sigilipu [jurnal], 2012)
Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang diproses dalam semua tahap pengelolaan informasi yang menghasilkan laporan khusus  dengan tujuan untuk perhitungan, perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengambilkan keputusan.

B.     Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Secara sederhana, akuntansi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal mencapai tujuan organisasinya.(I G A M, Asri Dwija Putri, )
Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perancanaan pembuatan keputusan pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. (Supriyono, 1987)
Akuntansi manajemen adalah penerapan teknik-teknik dan konsep yang tepat dalam pengolahan data ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyusunan rencana untuk tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan-keputusan rasional dengan suatu pandangan kearah pencapaian tujuan tersebut. (Kamaruddin, 2011:5)
Akuntansi keuangan adalah suatu bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan sautu entitas yang berguna bagi para pemangku kepentingan yang disusun oleh manajemen secara wajar, lengkap, transparan, dapat dimengerti dan tidak menyesatkan, yang dilaporkan kepada penerima dan pengguna laporan keuangan atau disebut juga laporan eksternal dalam suatu organisasi atau perusahaan. (Hans dkk, 2012:4-5)
Akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen menyediakan informasi keuangan dan tujuan yang sama. Pertama, keduanya bersandar pada sistim informasi akuntansi. Akuntansi manajemen memanfaatkan seluas-luasnya data akuntansi keuangan yang dihasilkan secara rutin. Kedua, baik akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen sangat bersandar pada konsep pertanggungjawaban atau kepengurusan.
Perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen berdasarkan faktor-faktornya meliputi segi tujuan utamanya, dasar penyusunan laporan, dimana akuntansi keuangan harus mengikuti prinsip akuntansi yang diterima umum, diperiksa berdasarkan norma pemeriksaan akuntansi. Sedangkan akuntansi manajemen lebih bebas dengan teori keputusan manajemen. (Kamaruddin, 2011:7)





Akuntansi manajemen
Akuntansi keuangan
1.      Fokus internal
2.      Tidak ada aturan yang mengikat
3.      Informasi keuangan dan non keuangan, informasi dapat bersifat subjektif
4.      Penekanan pada masa yang akan datang
5.      Evaluasi dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang sangat terperinci
6.      Sangat luas dan multi disiplin
1.      Fokus eksternal
2.      Harus mengikuti aturan tertentu
3.      Informasi keuangan yang bersifaat objektif

4.      Berorientasi historik masa lalu

5.      Informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan

6.      Lebih independen

Tabel 1.perbandingan antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan (Hansen Mowen, 2009:11)

Dari informasi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki posisi sangat penting dalam suatu perusahaan. Keduanya sama-sama memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam pengambilan keputusan, pengukuran kinerja perusahaan serta pencapaian kearah tujuan perusahaan.

C.    Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
Perubahan akuntansi yang lebih inovatis saat sekarang tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang dilakukan para praktisi terdahulu. Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan biaya persediaan yang berawal dari penekanan pada pelaporan untuk pihak eksternal. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya tradisional. Pada tahun 1980-an-1990an  perkembangan ilmu dan praktik akuntansi berkembang dengan sangat pesat melalui tindakan-tindakan signifikan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Dian Indriana TL, seorang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang menulis dalam jurnalnya, bahwa Perkembangan teknologi pada 2 dekade terakhir mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pada umumnya dan akuntansi manajemen pada khususnya. Ini menandai dimulainya era akuntansi manajemen kontemporer.
Perkembangan ilmu akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, sangat di pengaruhi oleh perubahan limgkungan. Sekitar tahun 1999 akuntansi manjemen mulai berkembang kearah yang lebih inovatif, dan  melahirkan pemikiran-pemikiran yang lebih modren meninggalkan cara-cara tradosional. Hal ini dipicu oleh banyaknya kritik terhadap pola pemikiran para praktisi akuntansi biaya/manajemen.
Jadi, dari lintas sejarah diatas, dapat kita simpulkan bahwa semakin hari, perkembangan akuntansi manajemen semakin menunjukkan perubahan yang lebih inovatif, mampu mengganti cara-cara tradisional dan praktik yang lebih akurat dan efisien yang dapat digunakan dalam berbagai perusahaan dan organisasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

D.    Tema Baru dalam Akuntansi Manajemen
Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktek-praktek akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktifitas banyak di kembangkan dan di implementasikan oleh organisasi. Selain itu fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan para manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan mengelola rantai nilai perusahaan.  Lebih jauh lagi para manajer harus menekankan waktu, kualitas, dan efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing. Selain itu informasi akuntansi harus dibuat untuk mendukung tiga tujuan fundamental akuntansi.(Hansen Mowen,2009:13)

a.        Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Management)
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah uatu pendekatan yang terintegrasi diseluruh sidtem yang mmfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dan analisis nilai proses. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, sedangkan analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas. Hal itu bertujuan untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien.
b.      0rientasi pada Pelanggan
Adalah fokus utama dalam meningkatkan nilai bagi perusahaan karena perushaan dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan nilai yang lebih baik bagi pelanggan dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing  realisasi bagi pelanggan meliputi fitur umum dan khusus suatu produk, jasa, kualitas dan faktor-faktor lain yang dianggap penting bagi pelanggan
c.       Penetapan Posisi Strategis
Meningkatkan nilai pelanggan untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan dicapai melalui pemilihan berbagai strategi yang bijaksana. Informasi mengenai biaya memainkan peranan penting, dan dilakukan melalui proses manajemen biaya strategis, yaitu penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi-strategi superrior yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
d.      Kerangka kerja rantai nilai
Manajemen yang efektif atas rantai nilai internal adalah dasar untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, serta mengirimkan produk dan jasa kepada pelanngan.


e.       Waktu sebagai Elemen
Waktu adalah elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan-perusahaan kelas dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara mempersingkat siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan-perusahaan mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah, yaitu waktu yang tidak bernilai bagi pelanggan, misalnya waktu yang dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal.
f.       Efisiensi
Meningkatkan efisiensi merupakan hal yang penting. Pengukuran efisiensi financial dan non financial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Tren dalam biaya sepanjang waktu dan perubahan produktivitas dapat menjadi ukuran penting atas keefektifan keputusan perbaikan berkelanjutan. Biaya harus ditetapkan, diukur, dan dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi menjadi bernilai.
g.      Bisnis secara Elektronik (E-Business)
Bisnis secaa elektronik (E-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. E-business diharapkan tumbuh pesat pada tahun-tahun mendatang. Bisnis ini menyediakan kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas diseluruh dunia dan dapat menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi yang menggunakan kertas. Para akuntan manajemen perlu memahami keuntungan, resiko, dan peluang bisnis secara elektronik. Mereka juga memainkan peran penting dalam menyediakan informasi biaya yang relevan sehubungan dengan bisnis ini.

E.     Peran Akuntan Manejemen
Akuntan manajemen harus mendukung manajemen dalam semua tahap pengambilan keputusan bisnis. Sebagai ahli dalam akuntansi, mereka harus cerdas, siap sedia mengikuti perekembangan terbaru, serta memahami kebiasaan dan praktik dari semua negara tempat perusahaan mereka beroperasi. Mereka diharapkan memiliki pengetahuan tentang lingkungan hukum dari bisnis.
Muhammad Fakhri Husein dalam jurnalnya mengutip tulisan Finn et al. Dalam Fatt,1995
“Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat, dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten, dan untuk menjaga integritas dan objektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka.”

Dalam menjalankan tugas sebagai auditor, seorang akuntan sering dihadapkan pada berbagai macam dilema, baik menyangkut etika maupun sikap profesional dan independensinya (Leung, 1998). Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran penting bagi seorang akuntan (Louwers al, 1997). Personal value seorang akuntan tercermin dari keputusan etika yang dibuatnya sedangkan komitmen terhadap profesi tercermin dari pengembangan nilai-nilai profesional pada setiap keputusan yang dilakukannya. (Jeffrey dan Wratherholt, 1996)
Menurut Hansen Mowen (2009) Peran akuntan manajemen dalam suatu organisasi merupakan salah satu peran pendukung. Mereka membantu orang-orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tujuan dasar organisasi. Posisi yang bertanggung jawab lansung pada tujuan organisasi disebut sebagai posisi lini, sedangkan posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggung jawab lansung terhadap tujuan dasar organisasi disebut posisi staf.      
Sebagai contoh anggaplah misi dasar suatu organisasi adalah memproduksi dalam menjual print laser. Wakil direktur bidang manufaktur dan bidang pemasaran, manager pabrik, serta perakitan termasuk dalam posisi lini. Sedangkan, wakil direktur bidamg keuangan dan sumber daya manusia, akuntan biaya, serta manager pembelian termasuk posisi staf.


F.     Akuntansi Manajemen dan Perilaku Etis
Akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer dalam memaksimalkan laba. Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai melalui car-cara yang legal dan etis. Meskipun hal ini selalu menjadi asumsi inplisit dari akuntansi manajmen asumsi tersebut seharusnya di buat secara eksplisit. (Kamaruddin, 2011)
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (2006:58) perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik.
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tidakan yang benar, sesuai, dan adil. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau tidak sesuai, dan keputusan yang kita buat apakah adil atau berat sebelah. Meskipun orang berbeda pandangan terhadap arti istilah etika, tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya.
Perilaku yang etis merupakan isu yang relevan bagi profesi Akuntan saat ini. Di indonesia isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, salah satunya dilakukan oleh oleh akuntan intern. Masalah etika bagi perusahaan juga sangat menentukan karena dalam jangka  panjang apabila perusahaan tidak concern dengan perilaku etis dalam bisnis maka kelangsungan usahanya akan terganggu. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Dalam jangka pendek, mungkin akan meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi untuk jangka panjang akan merugikan perusahaan itu sendiri karena hilangnya kepercayaan pelanggan atau konsumen terhadap perusahaan tersebut. (M. Fakhri Husein, 2008)
Perilaku yang etis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengendalian intern; sistem akuntansi manajemen dan kepatuhan (Hesti dan Sukirno, 2012). Seorang akuntan manajemen akan memiliki perilaku yang etis jika mereka memahami kode etik profesinya. Kedua faktor ini berbanding lurus. Artinya, semakin paham akuntan manajemen terhadap kode etik, maka semakin etis pula perilakunya.
Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan yang etis.
“Pendidikan etika dan moral harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai yang dianggap benar agar mempunyai arti.”
Sepuluh nilai inti yang dimaksudkan dalam kutipan, yaitu:
1.      Kejujuran
2.      Integritas
3.      Pemenuhan janji
4.      Kesetiaan
5.      Keadilan
6.      Kepedulian terhadap sesama
7.      Penghargaan kepada orang lain
8.      Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9.      Usaha uuntuk mencapai sempurnaan
10.  Akuntabilitas.

Organisasi umumnya menetapkan standar perilaku untuk para manajer dan karyawannya. Asosiasi-asosiasi profesional juga menetapkan standar etika. Sebagai contoh, Insitut of Management (IMA) telah membuat standar etika untuk akuntan manajemen. Pada tahun 2005 IMA mengeluarkan revisi pernyataan yang menguraikan tentang standar perilku etis bagi akuntan manajemen. Revisi pernyataan itu disebut “Statement of Ethical Professional Practice”( Pernyataan Praktik Profesional yang Beretika) yang didesain agar sesuia dengan yang dinyatakan dalam SOX 2002 dan untuk memenuhi kebutuhan gloal dari para anggota internasional IMA.(Hansen mowen,2009:19-25)    





daftar bacaan


Ahmad, Kamaruddin. 2011. Akuntansi Manajemen Edisi Revisi. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada)
Hans, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK dan IFRS. (Jakarta : Salemba Empat)
Husein, Muhammad Fakhri. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 1, No. 1 April 2008. (diakses 14 Februari 2014)
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial. (Jakarta:Salemba Empat)
O’ Brien J. A dan George M. M. 2009. Management Information Systems. Ninth Edition. MgGraw-Hill Inc
Sigilipu, Steffi. 2012. Jurnal Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial. ISSN 2303-1174 (diakses tanggal 13 Februari 2014)

Trilestari, Dian Indriana. Perkembangan Akuntansi Ditinjau Dari Perspektif Waktu. Solusi ISSN 1412-5331 Vol. 5 No. 2. Halaman 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar