Selasa, 24 Maret 2015

strategi korporat,unit bisnis dan keunggulan kompetitif


BAB II
PEMBAHASAN



A.    STRATEGI KORPORAT
1.      Pengertian Strategi Korporat/Korporasi
Pada dasarnya korporasi adalah suatu organisasi perusahaan yang telah berdiri dan beroperasi menjalankan aktivitas kepengusahaan dalam satu atau beberapa bidang bisnis. Dengan demikian suatu korporasi berupaya terus mengembangkan satu bisnis atau beberapa bisnis yang ada dalam perusahaannya.  Dalam rangka upaya untuk menumbuhkembangkan bisnis perusahaan didalam korporasinya, maka suatu korporasi menetapkan arah pengembangannya yang dikenal dengan strategi korporasi.[1]
Sebelum membahas strategi korporat, terlebih dahulu dijelaskan pengklasifikasian perusahaan yang dibagi menjadi tiga kategori; perusahaan dengan kategori industri tunggal (beroperasi dalam satu lini bisnis),  perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan (beroperasi dalam beberapa industri) dan perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan (beroperasi dengan hubungan antara unit-unit bisnis murni financial)[2] seperti yang terlihat pada Gambar I. Ketiga kategori tersebut dibedakan oleh tingkat diversifikasi yang berhubungan dengan  jumlah industri dimana perusahaan tersebut beroperasi.



Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk mengarahkan perusahaan masuk atau keluar dari bisnis, dan untuk menentukan bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan panduan bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah penciptaan value.
Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru diluar pasar tradisional maupun melakukan pengembangan produk baru melalui backward dan forward integrasi.[3]  Analisis strategi tingkat Korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.[4]
Forward integrations adalah salah satu strategi yang dirumuskan oleh Porter dimana sintegrasi ini disebut juga integrasi ke hilir yaitu integrasi yang melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia Farma dengan Apotik Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko BATA-nya. Perhatikan pula Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta keputusan untuk membeli perusahaan fastfood.
Sedangkan backward Integrations meruapakan integrasi Integrasi ke hulu dimana suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Contoh yang menarik adalah Harian Jawa Pos yang mendirikan pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan bahan bakunya. Perhatikan pula Gudang garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa strategi korporasi merupakan serangkaian perencanaan yang akan diimplementasikan oleh sebuah perusahaan korporat untuk jangka waktu panjang dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaannya dan diharapkan mampu memenangi persaingan pasar sehingga tetap eksis bahkan semakin maju.

2.      Penyusunan dan Penetapan Strategi Korporasi
Suatu korporasi atau perusahaan menetapkan strategi sebagai dasar pembentukan suatu rencana induk yang lengkap untuk menggambarkan arah bagaimana suatu korporasi akan dapat mencapai misi dan tujuannya. Strategi yang ditetapkan adalah dalam rangka untuk memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalkan kerugian atau risiko bersaing. Maka penyusunan strategi haruslah diperhatikan perlunya penekanan pada core-business perusahaan. Core disini diartikan sebagai pelanggan-pelanggan perusahaan yang sangat punya nilai atau value.[5]
Strategi korporasi pada dasarnya menetapkan tindakan aksi yang diambil suatu perusahaan, dalam upaya mendapatkan keunggulan bersaing dengan memilih dan memanajemen kelompok bisnis yang berbeda serta bersaing dalam berbagai produk pasar yang berbeda.
Lebih lanjut Sofjan Assauri menyatakan bahwa Strategi korporasi menekankan pada 3 pokok permasalahan utama, yaitu strategi pengarahan, analisis portofolio, dan strategi parenting. Perusahaan yang menjalankan bisnis dalam suatu industri yang berkembang, haruslah dapat menjaga kelangsungan usaha atau bisnisnya. Maka perlu sebuah formulasi strategi pertumbuhan yang tepat, dengan memperhatikan dan menganalisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, peluang, sumber-sumber daya strategik, serta budaya perusahaan.
Pada perusahaan kategori tunggal, ia memanfaatkan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut. Sedangkan pada perusahaan diversifikasi memanfaatkan sinergi operasi antar bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya umum. Tetapi pada perusahaan dengan diversifikasi tidak berhubungan atau konglomerat tumbuh khususnya melalui akuisisi.[6] Dimana kompetensi inti yang dimaksud disini adalah kemampuan yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai signifikan bagi pelanggan.
Ada tiga aspek utama dalam strategi korporat yang terdiri dari, yaitu:
a.      Strategi Penentuan Arah
Strategi penentuan arah terdiri dari tiga strategi yaitu:
1)      Strategi-Strategi Bertumbuh ( growth strategies)
 yaitu:
a)      Konsentrasi (concentration)
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama strategi kosentrasi yaitu:
1.      Pertumbuhan Vertikal
Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mngambil ahli fungsi yang dilakukan oleh pemasok/ supplier atau oleh distributor/pengecer. Dengan cara ini, diharapkan perusahaan dapat lebih efisien, karena biaya berkurang dan bisa mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi tersebut (misalnya mutu yang terjaga).


2.      Pertumbuhan Horizontal
Perumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas produk-produk ke area geografis yang baru, dan/atau menambah rentang produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar (namun produknya masih sejenis).[7]

b)      Diversifikasi (diversification)
Selain integrasi, untuk tumbuh perusahaan dapat melakukan diversifikasi. Diversifikasi dilakukan saat perusahaan berada pada industri yang telah terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan diversifikasi perusahaan berpeluang tumbuh mnenjadi lebih besar lagi. Ada dua jenis utama strategi diversifikasi, yaitu:
1.      Diversifikasi Terkonsentrasi
Pertumbuhan dengan diversifikasi ini berarti perusahaan mengembangkan usaha-usahanya pada bisnis yang terkait dengan bisnis utama perusahaan. Biasanya ini bisa dilakukan perusahaan karena kondisi internal perusahaan sangat kuat, misalnya kondisi financial perusahaan sangat kuat.

2.      Diversifikasi Konglomerat
Perusahaan yang merasa industri yang terkait dalam bidang bisninya sudah tidak menarik lagi, maka ia masuk ke bisnis yang sama sekali tidak ada kaitan dengan bisnis intinya.



2)      Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan kelompok strategi korporasi yang berusaha untuk mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan perusahaan korporasi dalam lingkungan yang dapat diprediksi dan masuk akal. Pemilihan strategi stabilitas akan sangat bermanfaat dalam jangka waktu pendek, tetapi akan sangat berbahaya jika terus diberlakukan untuk  jangka panjang.[8]
Perusahaan kadangkala lebih menyukai suasana stabil dibandingkan harus tumbuh. Artinya, tidak melakukan perubahan-perubahan mendasar dari operasinya saat itu. Pilihan ini masuk akal bila kondisi lingkungan perusahaan sulit diprediksi, atau diprediksi tidak tumbuh karena situasi makronya, seperti perekonomian, permintaan dari pasar sedang kurang. Ada berapa pilihan dari strategi ini yaitu:
a.       Pause/istirahat dan waspada
Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan yang pesat, dan hanya melakukan perubahan-perubahan yang kecil.
b.      No change/tanpa perubahan
Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap melakukan strategi yang telah dijalankan.
c.       Profit strategi/laba
Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa yang telah dijalankan, ditengah kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi belum tentu memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.[9]

3)      Strategi Penciutan atau Penghematan
Strategi penciutan merupakan strategi korporasi untuk mengurangi tingkat kegiatan perusahaan agar dapat diupayakan berubah ke keadaan profitabilitas. Strategi penciutan dipilih untuk dijalankan, bila perusahaan mempunyai posisi atau kedudukan bersaing yang lemah untuk seluruh atau beberapa lini produknya, sehingga hal ini mengakibatkan hasil kinerja perusahaan tidak baik atau buruk, yang terlihat dari penjualan perusahaan yang terus menurun dan laba mengarah pada rugi.
Strategi penciutan dimaksudkan untuk memberikan beban kewajiban dengan sejumlah tekanan bagi upaya memperbaiki kinerja perusahaan.  Ada empat pilihan strategi yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan penghematan yaitu:
a.      Turnaroud strategy
Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan efisiensi. Biasanya kondisi perusahaan belum tentu parah dan ada kemungkinan untuk bisa diselamatkan.
b.      Captive strategy
Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dianggap tidak penting. Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali normal ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang terlibat.

c.       Sell-out/ divestment
Keadaan perusahan yang semakin parah, dengan menjual saham yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan yang membeli saham tersebut dapat memperbaiki keadaan perusahaan
d.      Bankruptcy/ liquidation
Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada kewajiban-kewajiban yang dapat dihindarkan oleh perusahaan.

Dalam strategi bisnis portofolio bisnis, pimpinan puncak perusahaan memandang lini-lini produk dan unit-unit bisnis sebagai suatu rangkaian investasi dari portofolio investasi yang dapat diharapkan memberikan hasil menguntungkan atau profittable return. Lini produk dan unit-unit bisnis yang dijalankan sebagai suatu portofolio investasi dengan pertimbangkan yang cermat oleh pimpinan puncak perusahaan, akan dapat menjamin hasil keuntungan yang besar dari investasi perusahaan.[11]
Strategi portofolio perusahaan dengan beberapa produk atau unit bisnis harus memperhatikan yaitu:
1.      Beberapa banyak waktu, uang, dan sumber daya lainya yang harus digunakan untuk satu produk/unit bisnis tertentu.
2.      Seandainya ada produk/bisnis yang tidak sukses, berapa banyak pula sumber daya yang akan dilibatkan.

Jadi pada dasarnya strategi portofolio adalah strategi pengelolaan seluruh unit bisnis yang ada.

Kelebihan dan Kekurangan Analisis Portofolio
Kelebihan Analisis Portofolio
1.      Mendorong para eksekutif melakukan evaluasi atas masing-masing bisnis dan membuat sasaran serta alokasi atas setiap sumber daya.
2.      Mendorong para manajer atau pimpinan perusahaan mengevaluasi data eksternal yang terkait dengan perkembangan bisnis.
3.      Bisa menggunakan isu arus kas untuk ekspansi dan tumbuh.
4.      Grafisnya bisa memfasilitasi kita untuk komunikasi sehingga dengan mudah melihat atau membaca situasi bisnis dan posisi perusahaan.

Kelemahan Analisis Portofolio
1.      Sulit untuk merumuskan pasar atau segmen bagi satu bisnis/produk.
2.      Strategi yang dihasilkan standar, kadang-kadang tidak bisa sesuai dengan peluang yang ada.
3.      Daya industri kadang-kadang tidak jelas, data dan informasi yang dimiliki terlalu terbatas, misalnya di Indonesia data dan informasi industri yang akurat dan mutakhir cenderung sulit diperoleh.

c.       Korporat Parenting
Analisis portofolio hanya memperhatikan bagaimana sumber daya dialokasikan pada unit bisnis/produk dan melihat daya tarik pasar. Satu yang dilupakan adalah bagaimana sinergi antarunit bisnis/produk, dengan kemampuan perusahaan induk (Korporat). Konsep Korporat parenting melihat hal ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan induk (paret company) dalam hal ini kantor pusat Korporat memegang peranan penting. Langkah-langkah untuk melihat parenting strategis adalah:
1.      Perhatikan dan amati faktor strategi dari setiap unit bisnis itu.
2.      Perhatikan dan amati di bagian yang bisa ditingkatkan.
3.      Analisis bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan induk sesuai dengan perusahaan yang diamati.

Senada dengan pernyataan diatas, pada sumber lain juga terdapat beberapa alternatif strategi berikut juga bisa dipilih menjadi strategi korporasi diantaranya :
a.       Diversifikasi bisa dengan melakukan akuisisi
b.      Aliansi dengan metode ekuitas yakni dengan melakukan merger, dan joint venture
c.       Aliansi dengan metode non ekuitas.
d.      Franchise / waralaba[12]

Merger dan akuisisi sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan korporasi untk meningkatkan kemampuan dalam upaya menciptakan nilai yang lebih untuk seluruh stakeholders, termasuk pemegang saham. Merger dimaksudkan sebagai strategi pengeintegrasian kegiatan pengoperasian dua perusahaan atas dasar nilai yang sama secara relatif. Hal ini bertujuan untuk konsolidasi atau kombinasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lain. Sedangkan akuisisi yaitu pengambilan seluruh pengendalian oleh perusahaan yang mengakuisisi target.

3.      Kompetensi inti dan diversifikasi korporat
Perusahaan dengan diversifikasi berhubugan mampu mencapai kinerja tertinggi dikarenan dapat mentrasfer kompetensi inti dari satu unit bisnis ke unit bisnis lainnya dibandingkan dengan kinerja industri tunggal yang berada dibawah perusahaan diversifikasi. Sehingga potensi keberhasilan perusahaan diversifikasi lebih tinggi daripada perusahaan tunggal.[13]



Jenis strategi korporat
Perusahaan dengan industri tunggal
Perusahaan dengan industri saling berhubungan
Perusahaan dengan industri tidak saling berhubungan


Penyajian strategi dalam gambar























Fitur yang membedakan
Bersaing hanya
Dalam satu industri
Membagi kompetensi inti
Secara lintas unit
bisnis
Merupakan perusahaan yang memiliki otonomi penuh di pasar yang sangat berbeda
Contoh

Aqua
Indofood
Unilever
PT. Garuda
 Astra Internasional
Tabel 1. Contoh Strategi tingkat korporat
Iktisar dari tiga strategi generik[14]







B.     STRATEGI UNIT BISNIS
Strategi unit bisnis tergantung pada dua aspek yang saling berhubungan, yaitu misi dan keunggulan kompetitifnya.[16]
a.       MISI
Misi berkaitan dengan tujuan keseluruhan sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang paling tepat bagi berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat perangkat yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest) dan divestasi (divest).
Misi bangun menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. Sedangkan misi pertahankan ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan. Namun pada misi panen, kebalikan dari misi bangun, dimana misi ini mempunyai tujuann memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar. Dan misi terakhir ini yaitu divestasi meunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera.[17]
Untuk menerapkan strategi secara efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang dipilih dengan jenis-jenis pengendalian yang digunakan.
Misi pengendalian yang sesuai dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini :
1)      Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang dan jangka pendek yang mereka buat.
2)      Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian secara efektif dan membuat trade off jangka pendek dan jangka panjang yang memadai.


C.    KEUNGGULAN KOMPETITIF UNIT BISNIS
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasikan strategi pencapaian peluang profit melalui maksimalisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Setiap unit bisnis harus dapat mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dImiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.[19]
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Memilih pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis karena tiga alasan :
Pertama, inovasi produk lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini disebabkan karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan eklusifikasnya yang memerlukan inomvasi produk lebih besar. Sementra unit bisnis yang berbiaya rendah, dengan penekanan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih memilih untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.
Kedua, unit bisnis biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk yang sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala ekonomi. Unit bisnis diferensiasi dipihak lain cenderung mempunyai kelompok produk yang lebih luas guna menciptakan keunikan.
Ketiga, unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat komoditas, dan produk2 lini sukses semata-mata karena memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi, produk unit bisnis diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang bahwa produk tersebut menawarkan keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.[20]
Pendekatan pada diferensiasi produk meliputi loyalitas merk, pelayanan pelanggan yang unggul, jaringandealer, desain produk dan fitur produk dan teknologi. Sedangkan pada cara generik yang kedua, biaya rendah diterapkan berdasarkan pendekatan skala ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat, dan minimalisir biaya.
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis yaitu: analisis industri (industry analysis) dan analisis rantai nilai (value chain analysis). Sebagai bantuanndalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan berkesinambungan.
1.      Analisis industri
Penelitian menguangkapkan peran penting yang mainkan oleh kondisi industri dalam kinerja perusahaan individu. Menurut porter struktur industri harus dianalisis yang terkait dengan kekuatan kolektif dari lima kekuatan persaingan yaitu:
a.       Intesitas persaingan diantara para persaing yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan secara lansung adalah pertumbuhan industri, perbedaan produk, jumlah dan keanekaragaman pesaing, tingkat biaya tetap, kapasitas intermitan yang berlebihan dan kendala untuk keluar dari industri.
b.      Daya tawar pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli adalah jumlah pembeli, biaya peralihan pembeli, kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan kembali, dampak produk dari unit bisnis pada biaya total pembeli.
c.       Daya tawar pemasok
Faktor yang mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah pemasok, kemampuan pemasok untuk melakukan integrasi kedepan, kehadiran input subsitusi.
d.      Ancaman dari barang subsitusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah harga/kinerja relatif barang subsitusi, biaya peralihan pembeli dan kecendrungan pembeli untuk menggunakan barang subsitusi.
e.       Ancaman pendatang baru yang masuk industri.

Superior
         




[1]  Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013) hal. 105
[2] Anthony dan Vijay G., “Management Control System Edisi 11, Buku 1” (Jakarta : Salemba Empat, 2005 ) hal. 66
[3] Suwinto Johan, “Implementasi Strategi Bisnis dan Korporasi melalui Merger dan Akuisisi” Vol 3 No.1/2011, hal. 71 [diakses pada tanggal 10 maret  2015]
[4] Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, ... Hal.  65
[5] Sofjan Assauri, .... hal. 107
[6] Anthony dan Vijay, ... hal. 66-67
[7] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2011). Hal 132-134
[8] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.......Hal.125
[9] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi....Hal 135-136
[10] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.........Hal. 126
[11] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”....Hal.121
[12] Suwinto Johan, ... hal. 71
[13] Anthony dan Vijay, ... hal. 68
[14] Anthony dan vijay G., .... Hal. 70 (dimodifikasi dengan pemberian contoh perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
[15] Anthony dan vijay, (buku II) hal. 335
[16] Anthony dkk, ... buku 2 . hal 337-338
[17] Anthony dkk, ... hal. 71
[18] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.....Hal.92
[19] Nur Afianti Fajriyan dkk, Keunggulan kompetitif daam kewirausahaan (UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 2013) hal. 6 (diakses 09 maret 2015)
[20] Anthony dkk, ... hal. 345-346
[21] Michael E. Porter dalam buku Robert N.Antony dkk, ........hal. 76-77
[22] Anthony dkk, ... hal. 78

2 komentar:

  1. sangat bagus dan menjadi aspirasi,..

    BalasHapus
  2. Sangat luar biasa jadi pedoman landasan teori skripsi saya

    BalasHapus