BAB II
PEMBAHASAN
A.
STRATEGI KORPORAT
1.
Pengertian Strategi Korporat/Korporasi
Pada dasarnya korporasi adalah suatu organisasi
perusahaan yang telah berdiri dan beroperasi menjalankan aktivitas
kepengusahaan dalam satu atau beberapa bidang bisnis. Dengan demikian suatu
korporasi berupaya terus mengembangkan satu bisnis atau beberapa bisnis yang
ada dalam perusahaannya. Dalam rangka
upaya untuk menumbuhkembangkan bisnis perusahaan didalam korporasinya, maka
suatu korporasi menetapkan arah pengembangannya yang dikenal dengan strategi
korporasi.[1]
Sebelum membahas strategi korporat, terlebih dahulu
dijelaskan pengklasifikasian perusahaan yang dibagi menjadi tiga kategori;
perusahaan dengan kategori industri tunggal (beroperasi dalam satu lini
bisnis), perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan (beroperasi dalam beberapa industri) dan perusahaan dengan
bisnis yang tidak berhubungan (beroperasi dengan hubungan antara
unit-unit bisnis murni financial)[2]
seperti yang terlihat pada Gambar I. Ketiga kategori tersebut dibedakan oleh
tingkat diversifikasi yang berhubungan dengan
jumlah industri dimana perusahaan tersebut beroperasi.
Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk
mengarahkan perusahaan masuk atau keluar dari bisnis, dan untuk menentukan
bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan panduan
bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah penciptaan value.
Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru
diluar pasar tradisional maupun melakukan pengembangan produk baru melalui backward
dan forward integrasi.[3] Analisis strategi tingkat Korporat
menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang
akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi
perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.[4]
Forward integrations adalah salah satu strategi yang dirumuskan oleh Porter
dimana sintegrasi ini disebut juga integrasi ke hilir yaitu integrasi yang melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan)
lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah
satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising).
Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk
mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar
hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya
merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan
gejala bermunculannya factory
outlet yang merupakan
salah satu bentuk strategi ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia
Farma dengan Apotik Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko
BATA-nya. Perhatikan pula Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai
negara serta keputusan untuk membeli perusahaan fastfood.
Sedangkan backward
Integrations meruapakan integrasi Integrasi
ke hulu dimana suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan
kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen
maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini
menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata
tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau
tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai
upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka
proses produksinya. Contoh yang menarik adalah Harian Jawa Pos yang mendirikan
pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan bahan bakunya.
Perhatikan pula Gudang garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa strategi korporasi
merupakan serangkaian perencanaan yang akan diimplementasikan oleh sebuah
perusahaan korporat untuk jangka waktu panjang dalam rangka mewujudkan visi dan
misi perusahaannya dan diharapkan mampu memenangi persaingan pasar sehingga
tetap eksis bahkan semakin maju.
2. Penyusunan dan Penetapan Strategi
Korporasi
Suatu korporasi atau perusahaan menetapkan strategi
sebagai dasar pembentukan suatu rencana induk yang lengkap untuk menggambarkan
arah bagaimana suatu korporasi akan dapat mencapai misi dan tujuannya. Strategi
yang ditetapkan adalah dalam rangka untuk memaksimalkan keunggulan bersaing dan
meminimalkan kerugian atau risiko bersaing. Maka penyusunan strategi haruslah
diperhatikan perlunya penekanan pada core-business perusahaan. Core
disini diartikan sebagai pelanggan-pelanggan perusahaan yang sangat punya nilai
atau value.[5]
Strategi korporasi pada dasarnya menetapkan tindakan aksi
yang diambil suatu perusahaan, dalam upaya mendapatkan keunggulan bersaing
dengan memilih dan memanajemen kelompok bisnis yang berbeda serta bersaing
dalam berbagai produk pasar yang berbeda.
Lebih lanjut Sofjan Assauri menyatakan bahwa Strategi korporasi
menekankan pada 3 pokok permasalahan utama, yaitu strategi pengarahan, analisis
portofolio, dan strategi parenting. Perusahaan yang menjalankan bisnis
dalam suatu industri yang berkembang, haruslah dapat menjaga kelangsungan usaha
atau bisnisnya. Maka perlu sebuah formulasi strategi pertumbuhan yang tepat,
dengan memperhatikan dan menganalisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,
peluang, sumber-sumber daya strategik, serta budaya perusahaan.
Pada perusahaan kategori tunggal, ia memanfaatkan kompetensi
intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut. Sedangkan pada
perusahaan diversifikasi memanfaatkan sinergi operasi antar bisnis yang
didasarkan pada kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya umum. Tetapi
pada perusahaan dengan diversifikasi tidak berhubungan atau konglomerat tumbuh
khususnya melalui akuisisi.[6]
Dimana kompetensi inti yang dimaksud disini adalah kemampuan yang digunakan
oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai
signifikan bagi pelanggan.
Ada tiga aspek
utama dalam strategi korporat yang terdiri dari, yaitu:
a. Strategi Penentuan Arah
Strategi penentuan arah terdiri dari tiga strategi yaitu:
1) Strategi-Strategi Bertumbuh ( growth strategies)
yaitu:
a) Konsentrasi (concentration)
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis
yang dimiliki perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama
strategi kosentrasi yaitu:
1. Pertumbuhan Vertikal
Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mngambil ahli
fungsi yang dilakukan oleh pemasok/ supplier atau oleh
distributor/pengecer. Dengan cara ini, diharapkan perusahaan dapat lebih
efisien, karena biaya berkurang dan bisa mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi
tersebut (misalnya mutu yang terjaga).
2. Pertumbuhan Horizontal
Perumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas
produk-produk ke area geografis yang baru, dan/atau menambah rentang produk dan
jasa yang ditawarkan pada pasar (namun produknya masih sejenis).[7]
b) Diversifikasi (diversification)
Selain integrasi, untuk tumbuh perusahaan dapat melakukan
diversifikasi. Diversifikasi dilakukan saat perusahaan berada pada industri
yang telah terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan
diversifikasi perusahaan berpeluang tumbuh mnenjadi lebih besar lagi. Ada dua
jenis utama strategi diversifikasi, yaitu:
1.
Diversifikasi Terkonsentrasi
Pertumbuhan dengan
diversifikasi ini berarti perusahaan mengembangkan usaha-usahanya pada bisnis
yang terkait dengan bisnis utama perusahaan. Biasanya ini bisa dilakukan
perusahaan karena kondisi internal perusahaan sangat kuat, misalnya kondisi financial
perusahaan sangat kuat.
2.
Diversifikasi Konglomerat
Perusahaan yang merasa industri
yang terkait dalam bidang bisninya sudah tidak menarik lagi, maka ia masuk ke
bisnis yang sama sekali tidak ada kaitan dengan bisnis intinya.
2) Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan kelompok strategi korporasi
yang berusaha untuk mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan perusahaan
korporasi dalam lingkungan yang dapat diprediksi dan masuk akal. Pemilihan
strategi stabilitas akan sangat bermanfaat dalam jangka waktu pendek, tetapi
akan sangat berbahaya jika terus diberlakukan untuk jangka panjang.[8]
Perusahaan kadangkala lebih menyukai suasana stabil dibandingkan
harus tumbuh. Artinya, tidak melakukan perubahan-perubahan mendasar dari
operasinya saat itu. Pilihan ini masuk akal bila kondisi lingkungan perusahaan
sulit diprediksi, atau diprediksi tidak tumbuh karena situasi makronya, seperti
perekonomian, permintaan dari pasar sedang kurang. Ada berapa pilihan dari strategi
ini yaitu:
a. Pause/istirahat dan waspada
Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan
yang pesat, dan hanya melakukan perubahan-perubahan yang kecil.
b. No change/tanpa perubahan
Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap
melakukan strategi yang telah dijalankan.
c. Profit strategi/laba
Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa yang
telah dijalankan, ditengah kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin
bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi belum tentu
memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.[9]
3) Strategi Penciutan atau Penghematan
Strategi penciutan merupakan strategi korporasi untuk
mengurangi tingkat kegiatan perusahaan agar dapat diupayakan berubah ke keadaan
profitabilitas. Strategi penciutan dipilih untuk dijalankan, bila perusahaan
mempunyai posisi atau kedudukan bersaing yang lemah untuk seluruh atau beberapa
lini produknya, sehingga hal ini mengakibatkan hasil kinerja perusahaan tidak
baik atau buruk, yang terlihat dari penjualan perusahaan yang terus menurun dan
laba mengarah pada rugi.
Strategi penciutan dimaksudkan untuk memberikan beban
kewajiban dengan sejumlah tekanan bagi upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Ada empat pilihan
strategi yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan penghematan yaitu:
a.
Turnaroud strategy
Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan efisiensi.
Biasanya kondisi perusahaan belum tentu parah dan ada kemungkinan untuk bisa
diselamatkan.
b.
Captive strategy
Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dianggap tidak
penting. Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali
normal ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang
terlibat.
c.
Sell-out/ divestment
Keadaan perusahan yang semakin parah, dengan menjual
saham yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan yang membeli saham tersebut
dapat memperbaiki keadaan perusahaan
d.
Bankruptcy/ liquidation
Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada
kewajiban-kewajiban yang dapat dihindarkan oleh perusahaan.
Dalam strategi bisnis portofolio bisnis, pimpinan puncak
perusahaan memandang lini-lini produk dan unit-unit bisnis sebagai suatu
rangkaian investasi dari portofolio investasi yang dapat diharapkan memberikan
hasil menguntungkan atau profittable return. Lini produk dan unit-unit bisnis
yang dijalankan sebagai suatu portofolio investasi dengan pertimbangkan yang
cermat oleh pimpinan puncak perusahaan, akan dapat menjamin hasil keuntungan
yang besar dari investasi perusahaan.[11]
Strategi portofolio perusahaan dengan beberapa produk
atau unit bisnis harus memperhatikan yaitu:
1. Beberapa banyak waktu, uang, dan sumber daya lainya yang
harus digunakan untuk satu produk/unit bisnis tertentu.
2. Seandainya ada produk/bisnis yang tidak sukses, berapa
banyak pula sumber daya yang akan dilibatkan.
Jadi pada dasarnya strategi portofolio adalah strategi
pengelolaan seluruh unit bisnis yang ada.
Kelebihan dan Kekurangan Analisis Portofolio
Kelebihan Analisis Portofolio
1. Mendorong para eksekutif melakukan evaluasi atas
masing-masing bisnis dan membuat sasaran serta alokasi atas setiap sumber daya.
2. Mendorong para manajer atau pimpinan perusahaan
mengevaluasi data eksternal yang terkait dengan perkembangan bisnis.
3. Bisa menggunakan isu arus kas untuk ekspansi dan tumbuh.
4. Grafisnya bisa memfasilitasi kita untuk komunikasi
sehingga dengan mudah melihat atau membaca situasi bisnis dan posisi
perusahaan.
Kelemahan Analisis Portofolio
1. Sulit untuk merumuskan pasar atau segmen bagi satu
bisnis/produk.
2. Strategi yang dihasilkan standar, kadang-kadang tidak
bisa sesuai dengan peluang yang ada.
3. Daya industri kadang-kadang tidak jelas, data dan
informasi yang dimiliki terlalu terbatas, misalnya di Indonesia data dan
informasi industri yang akurat dan mutakhir cenderung sulit diperoleh.
c. Korporat Parenting
Analisis portofolio hanya memperhatikan bagaimana sumber
daya dialokasikan pada unit bisnis/produk dan melihat daya tarik pasar. Satu
yang dilupakan adalah bagaimana sinergi antarunit bisnis/produk, dengan
kemampuan perusahaan induk (Korporat). Konsep Korporat parenting melihat hal
ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan induk (paret company) dalam
hal ini kantor pusat Korporat memegang peranan penting. Langkah-langkah untuk
melihat parenting strategis adalah:
1. Perhatikan dan amati faktor strategi dari setiap unit
bisnis itu.
2. Perhatikan dan amati di bagian yang bisa ditingkatkan.
3. Analisis bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan
induk sesuai dengan perusahaan yang diamati.
Senada dengan pernyataan diatas, pada sumber lain juga
terdapat beberapa alternatif strategi berikut juga bisa dipilih menjadi
strategi korporasi diantaranya :
a. Diversifikasi bisa dengan melakukan akuisisi
b. Aliansi dengan metode ekuitas yakni dengan melakukan
merger, dan joint venture
c. Aliansi dengan metode non ekuitas.
Merger dan
akuisisi sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan korporasi untk
meningkatkan kemampuan dalam upaya menciptakan nilai yang lebih untuk seluruh
stakeholders, termasuk pemegang saham. Merger dimaksudkan sebagai strategi pengeintegrasian
kegiatan pengoperasian dua perusahaan atas dasar nilai yang sama secara
relatif. Hal ini bertujuan untuk konsolidasi atau kombinasi dari satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Sedangkan akuisisi yaitu pengambilan seluruh
pengendalian oleh perusahaan yang mengakuisisi target.
3. Kompetensi inti dan
diversifikasi korporat
Perusahaan dengan diversifikasi berhubugan mampu mencapai
kinerja tertinggi dikarenan dapat mentrasfer kompetensi inti dari satu unit
bisnis ke unit bisnis lainnya dibandingkan dengan kinerja industri tunggal yang
berada dibawah perusahaan diversifikasi. Sehingga potensi keberhasilan
perusahaan diversifikasi lebih tinggi daripada perusahaan tunggal.[13]
Jenis strategi korporat
|
Perusahaan dengan industri tunggal
|
Perusahaan dengan industri saling berhubungan
|
Perusahaan dengan industri tidak saling berhubungan
|
Penyajian strategi dalam gambar
|
|||
Fitur yang membedakan
|
Bersaing hanya
Dalam satu industri
|
Membagi kompetensi inti
Secara lintas unit
bisnis
|
Merupakan perusahaan yang
memiliki otonomi penuh di pasar yang sangat berbeda
|
Contoh
|
Aqua
|
Indofood
Unilever
PT. Garuda
|
Astra Internasional
|
Tabel 1. Contoh Strategi tingkat korporat
Iktisar dari tiga strategi generik[14]
B.
STRATEGI UNIT BISNIS
Strategi unit
bisnis tergantung pada dua aspek yang saling berhubungan, yaitu misi dan
keunggulan kompetitifnya.[16]
a. MISI
Misi berkaitan
dengan tujuan keseluruhan sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang
paling tepat bagi berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat
perangkat yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest)
dan divestasi (divest).
Misi bangun menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar,
bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. Sedangkan misi
pertahankan ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi
persaingan. Namun pada misi panen, kebalikan dari misi bangun, dimana misi ini
mempunyai tujuann memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas bahkan dengan
mengorbankan pangsa pasar. Dan misi terakhir ini yaitu divestasi meunjukkan
suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-lahan
atau penjualan segera.[17]
Untuk
menerapkan strategi secara efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang
dipilih dengan jenis-jenis pengendalian yang digunakan.
Misi
pengendalian yang sesuai dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini :
1) Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang
dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang dan jangka
pendek yang mereka buat.
2) Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara
sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian
secara efektif dan membuat trade off jangka pendek dan jangka panjang yang
memadai.
C.
KEUNGGULAN KOMPETITIF UNIT BISNIS
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk
memformulasikan strategi pencapaian peluang profit melalui maksimalisasi
penerimaan dari investasi yang dilakukan. Setiap unit bisnis harus dapat
mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Sekurang-kurangnya
ada dua prinsip pokok yang perlu dImiliki perusahaan untuk meraih keunggulan
kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.[19]
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik
sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Memilih
pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan
ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis karena tiga alasan :
Pertama,
inovasi produk lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini disebabkan
karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan eklusifikasnya
yang memerlukan inomvasi produk lebih besar. Sementra unit bisnis yang berbiaya
rendah, dengan penekanan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih memilih
untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.
Kedua, unit bisnis
biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk yang sempit guna
meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala
ekonomi. Unit bisnis diferensiasi dipihak lain cenderung mempunyai kelompok
produk yang lebih luas guna menciptakan keunikan.
Ketiga,
unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat
komoditas, dan produk2 lini sukses semata-mata karena memiliki harga yang lebih
rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi, produk unit bisnis
diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang bahwa produk tersebut
menawarkan keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.[20]
Pendekatan pada diferensiasi produk meliputi loyalitas
merk, pelayanan pelanggan yang unggul, jaringandealer, desain produk dan fitur
produk dan teknologi. Sedangkan pada cara generik yang kedua, biaya rendah
diterapkan berdasarkan pendekatan skala ekonomis dalam produksi, pengendalian
biaya yang ketat, dan minimalisir biaya.
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis
yaitu: analisis industri (industry analysis) dan analisis rantai nilai (value
chain analysis). Sebagai bantuanndalam mengembangkan keunggulan kompetitif
yang lebih superior dan berkesinambungan.
1. Analisis industri
Penelitian menguangkapkan peran penting yang mainkan oleh
kondisi industri dalam kinerja perusahaan individu. Menurut porter struktur
industri harus dianalisis yang terkait dengan kekuatan kolektif dari lima
kekuatan persaingan yaitu:
a. Intesitas persaingan diantara para persaing yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan secara lansung
adalah pertumbuhan industri, perbedaan produk, jumlah dan keanekaragaman
pesaing, tingkat biaya tetap, kapasitas intermitan yang berlebihan dan kendala
untuk keluar dari industri.
b. Daya tawar pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli adalah jumlah
pembeli, biaya peralihan pembeli, kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan
kembali, dampak produk dari unit bisnis pada biaya total pembeli.
c. Daya tawar pemasok
Faktor yang mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah
pemasok, kemampuan pemasok untuk melakukan integrasi kedepan, kehadiran input
subsitusi.
d. Ancaman dari barang subsitusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah harga/kinerja
relatif barang subsitusi, biaya peralihan pembeli dan kecendrungan pembeli
untuk menggunakan barang subsitusi.
e. Ancaman pendatang baru yang masuk industri.
Superior
|
[2] Anthony dan Vijay G., “Management Control System Edisi 11, Buku 1”
(Jakarta : Salemba Empat, 2005 ) hal. 66
[3] Suwinto Johan, “Implementasi Strategi Bisnis dan Korporasi melalui
Merger dan Akuisisi” Vol 3 No.1/2011, hal. 71 [diakses pada tanggal 10
maret 2015]
[7] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. (Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada, 2011). Hal 132-134
[14] Anthony dan vijay G., .... Hal. 70 (dimodifikasi dengan pemberian contoh
perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
[19] Nur Afianti Fajriyan dkk, Keunggulan kompetitif daam kewirausahaan (UNIVERSITAS
BRAWIJAYA, 2013) hal. 6 (diakses 09 maret 2015)
sangat bagus dan menjadi aspirasi,..
BalasHapusSangat luar biasa jadi pedoman landasan teori skripsi saya
BalasHapus