Minggu, 21 September 2014

makalah Activity Based Costing




BAB II
PEMBAHASAN



A.    Functional Based Manajgement (FBM)
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi atau FBM telah dikenal dari tahun 1900-an dan masih secara luas digunakan baik dalam sektor manufaktur maupun jasa. Model umum untuk sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsional ditunjukkan dalam gambar berikut ini. (Hansen Mowen, 2006:57)
            
Berdasarkan gambar diatas dimensi vertikal menggambarkan bagaimana biaya di beban kan ke objek biaya, seperti produk dan pelanggan. Sementara dimensi horizotal memperhatikan bagaimana sistem mencoba untuk memperbaiki efisiensi operasional dan pengendalian biaya. Elemen pusat atau jantung dari model FBM adalah fungsi, fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit organisasional seperti depertemen-depertemen dan pabrik-pabrik, contoh teknik, kontrol, kualitas, dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen-departemen.
            Tinjauan biaya FBM dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan biaya, digunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit), pengukuran konsumsi sangat berkorelasi dengan keluaran produksi. Jadi, produk unit atau penggerak yang saling berkorelasi dengan unit yang di produksi, seperti jam kerja dari tenaga kerja langsung, material langsung dan jam kerja mesin adalah hanya penggerak yang di asumsikan penting.
            Karena sistem FBM hanya menggunakan penggerak yang berhubungan dengan sistem produksi untuk membebani biaya, pendekatan pembebanan biaya ini dianggap sebagai pembiayaan berdasarkan produksi atau fungsional (Functional Based Costing - FBC). Produksi atau penggerak tingkat unit dimana FBC sering tergantung padanya adalah bukan satu satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab akibat. Penggerak selain dari penggerak produksi yang menggambarkan hubungan sebab akibat dianggap sebagai penggerak tingkat non unit.
            Tujuan pembiayaan produk dari pembiayaan berdasarkan funsional dapat dipenuhi dengan pembebanan biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. (Hansen, Mowen, 2006: 55-57)
            Jadi, penulis berkesimpulan bahwa sistem FBM merupakan sistem yang dianggap dan dinilai lebih baik daripada sistem tradisional yang dahulu digunakan. Perkembangan teknlogi dan pengetahuan menyebabkan semakin akuratnya sistem yang dimodifikasi oleh praktisi dan akademisi.

B.     Activity Based Management (ABM)
Sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas atau ABM merupakan sistem yang lebih baru. Sistim akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas juga digunakan secara luas dan manfaatnya adalah untuk peningkatan. Contoh sistem berdasarkan aktivitas ditemukan dalam industri medis ( seperti, rumah sakit dan laboratorium medis), industri keuangan (seperti bank, dan bursa saham), industri transformasi (seperti, penerbangan dan kereta api), serta dalam semua jenis manufaktur (seperti, perusahaan eloktronik dan mobil). (Gorisson, dkk, 2012:310)
           elemen model ABM adalah aktivitas, biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk. Aktivitas-aktivitas denga tujuan umum dikelompokkan bersama satu bentuk proses, sebagai contoh yaitu pembelian barang, penerimaan barang, dan pembayaran barang yang diterima adalah aktivitas mayoritas yang menggambarkan proses pembelian persediaan.
            Dalam pembiayaan bedasarkan aktivitas biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudiaan produk. Jadi pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan penelusuran melebihi dari alokasi dalam kenyataannya, itu bisa dinamakan sebagai penelusuran yang intensif. Penggunaan kedua penggerak unit dan non unit meningkatkan keakuratan pembebanan biaya, mutu keseluruhan dan informasi biaya yang relevan. Sebagai contoh, pertimbangkanlah pembebanan biaya aktivitas “bahan mentah bergerak dan sebagian produk jadi dari satu point ke point lain dalam suatu pabrik”. (Hansen Mowen, 57)

C.    Perbandingan Sistem Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dengan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

Berdasar fungsional
Berdasarkan aktivitas
1.      Penggerak berdasarkan unit
2.      Intensif alokasi
3.      Pembiayaan produk sempit dan kaku’
4.      Fokus pada pengelolaan biaya
5.      Informasi aktivitas sedikit
6.      Maksimalisasi kinerja unit individual
7.      Penggunaan ukuran kinerja finansial
1.      Penggerak berdasarkan unit dan non unit
2.      Intensif dalam penelusuran
3.      Pembiayaan produk luas dan fleksibel
4.      Fokus pada pengelolaan aktivitas
5.      Informasi aktivitas terinci
6.      Maksimalisasi kinerja sistem meluas
7.      Penggunaan baik ukuran kinerja finansial maupun non finansial
Tabel 1. Perbandingan antara Sistim Manajemen Biaya Berdasarkan Fungsional dan Aktivitas (Hansen Mowen, 59)

A.    Activity Based Costing (ABC)
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti, sistem biaya yang biasa dipakai perusahaan. Kebanyakan perusahaan yang menggunakan ABC memiliki dua sistem biaya yaitu sistem biaya resmi yang disiapkan untuk pengambilan keputusan internal dan untuk menjalankan aktivitas. hal ini dapat digunakan untuk memperoleh keputusan yang secara potensial dapat mempengaruhi biaya tetap sebagaimana juga pada biaya variabel . (Gorison, dkk, 2013:312)
Sistem penentuan harga produk berbasis aktivitas (ABC) adalah sebuah sisitem yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas yang menyebabkan dibebankan produk. ( Krismiaji, 2002:123)
Activity Based Costing System adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa.  (Riadi Budiman, 2012:19)
Sistem penentuan biaya berbasis aktivitas (Activity Based Costing) menerapkan dukungan pabrik (misalnya overhead pabrik) biaya untuk output untuk dasar kegiatan yang dilakukan untuk setiap produk yang dihasilkan. Artinya, ABC mencoba untuk menentukan biaya dukungan manufaktur ke produk berdasarkan tuntutan sumber daya atau konsumsi sumber daya untuk masing-masing output. Untuk mencapai hal ini sistem ABC menggunakan seperangkat langkah-langkah kegiatan yang lebih luas, baik terkait volume dan terkait non volume, dalam proses alokasi biaya. (Adward, dkk :349)
Pendekatan berdasarkan aktivitas telah muncul dalam lingkungan dunia bisnis akhir-akhir ini karena menggunakan biaya pul yang lebih banyak dan pengukuran aktivitas yang lebih unuk untuk dapat memahami lebih baik mengenai biaya pengaturan dan menjaga keragaman produk. Aktivitas adalah kegiatan apapun yang mengakibatkan komsumsi bahan baku overhead ada dua jenis ukuran aktivitas yaitu penggerak transaksi (transaction driver) dan penggerak durasi ( duration driver). (Gorison, dkk, 2013:315)
Penggunaan sistem ABC menurut Penelitian Dian Indriana, dikarenakan Sistem akuntansi biaya tradisional dikritik sebagai sistem yang tidak dapat menyajikan informasi yang akurat tentang harga pokok produk. Ketidaktepatan informasi yang disajikan tersebut menyebabkan ketidaktepatan manajemen dalam pengambilan keputusan. Lebih luas lagi hal tersebut akan berakibat perusahaan antara lain:
  1.  Tidak dapat membedakan mana langganan yang dapat menguntungkan dan mana yang tidak
  2.  Tidak mengeti mana produk yang dapat mendatangkan keuntungan mana yang tidak
  3.  Keliru dalam mengambil keputusan membuat atau membeli
  4.  Memproduksi barang yang tidak dapat bersaing di pasar
  5.  Merancang struktur organisasi yang tidak tepat.

Tetapi bukannya sistem tradisional tidak mempunyai sisi yang baik, dalam beberapa hal kebaikan sistem tradisional masih diperlukan, khususnya pada kondisi-kondisi tertentu. Sistem tradisional mempunyai kekuatan pada kesederhanaan konsepnya. Pada kondisi dimana perusahaan masih mempunyai upah langsung tinggi, produknya tidak begitu banyak dan tidak begitu bervariasi baik dalam ukuran maupun volumenya, serta proses produksi tidak kompleks, sistem tradisional masih menunjukkan keunggulan. Maksudnya dengan cara yang sederhana, informasi yang dihasilkan oleh system tradisional tidak akan berbeda sekali dengan system ABC yang agak sedikit rumit. (Jurnal Penelitian, Vol. 5)
Desain ABC difokuskan kepada kegiatan yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa pembebanan biaya overhead dengan cara tradisional tidak mampu mengalokasikan biaya aktivitas yag akurat, berbeda dengan sistem ABC (Riadi Budiman, 2012).

1.      Perbandingan Penentuan Harga Pokok antara Metode ABC Dengan Konvensional
Klasifikas aktivitas merupakan salah satu pembeda utama antara sistem konvensional dengan sistem ABC. Dalam sistem konvensional permintaan atau konsumsi overhead oleh setiap jenis produk hanya dijelaskan atas dasar unit based cost driver saja. Dengan demikian, dalam sistem konvensional biaya dalam batch-level, dan facility-level dikelompokkan sebagai biaya tetap yaitu biaya yang tidak berubah jika volume produksi berubah. Sistem biaya berbasis unit mengalokasikan biaya tetap kepada masing-masing produk dan kemudian menambahkan biaya overhead variabel. Dari perspektif sistem ABC biaya variabel ditelusuri secara tepat ke masing-masing produk. Biaya yang berhubungan dengan unit based cost driver adalah biaya-biaya yang secara tradisional disebut dengan biaya variabel. (Krismiaji, 133-134)
Terdapat tiga karakteristik penting demi kesuksesan penerapan abc. Pertama inisiatif untuk menerapkan ABC harus didukung oleh manajemen puncak. Karena kepemimpinan mereka dapat memotifasi seluruh karyawan agar melakukan perbuhanan. Kedua manajemen puncak harus memastikan bahwa data abc berhubungan bagaimana karyawan di evaluasi dan diberi hadiah. Ketiga tim terdiri atas perwakilan dari berbagai departemen untuk menyumbang ide dan pelaksanaan sistem ABC. (Gorison, dkk :16)
Akuntansi menajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti, termasuk mmperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas. Selain itu, sistem berdasarkan aktivitas secar khusus sesuai untuk mendukung saasaran perbaikan berkelanjutan tujuan yang penting bagi perusahaan untuk bersaing secara global. (Hansen Mowen, 59) 

          
   
Pembeda
Berbasis Fungsional
Berbasis Aktivitas
1.      Penggerak

2.      Sifat
3.      Pembedaan biaya produk
4.      Fokus
5.      Sifat informasi aktivitas
6.      Kinerja

7.      Penilain kinerja
Berbasis unit

Alokasi
Sempit dan kaku

Mengelola biaya
Jarang menyebar

Maksimalkan kinerja individu
Menggunakan ukuran kinerja keuangan
Berbasis unit dan non unit
Penelusuran
Luas dan fleksibel

Mengelola aktivitas
Detil atau rinci

Maksimalkan kinerja sistematik
Menggunakan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan
Tabel. 2 Ikhtisar Perbandingan antara
Sistem Manajemen Biaya Tradisional dan Kontemporer
(Hansen Mowen, 59)

Hansen Mowen dalam bukunya akuntansi manajerial membandingkan biaya produk berdasarkan fungsi dan aktivitas.  perbandingan ini menggambarkan pengaruh penggunaan penggerak aktivitas secara jelas hanya berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead. Pembebanan biaya berdasarkan aktivitas merefleksikan pola konsumsi overhead secara lebih baik sehingga biaya lebih akurat. Dalam lingkunagn yang memiliki keanekaragaman produk, abc menjanjikan keakuratan yang lebih baik dan keputusan dibuat berdasarkan fakta yang benar. Selain itu sistem abc menekankan penelurusan langsung dan penelusuran penggerak (hubungan sebab akibat), sedangkan sistem biaya tradisional cendrung gencar dalam alokasi (mengabaikan hubungan sebab akibat). (2009:174-175)
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa Activity Based Costing System berperan dalam mengukur dan mengevaluasi tingkat pencapaian profitabilitas perusahaan, karena sistem aktivitas ini memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dibadingkan dengan menggunakan metode konvensional dalam meningkatkan profitabilitas pengambilan keputusan. (Mathius Tandiontong, 2011)
Jadi, penulis berkesimpulan bahwa penggunaan sisem ABC cendrung memiliki kelebihan dan nilai ganda dibandingkan dengan sistem fungsional. Pembebanan biaya didasarkan pada aktivitas yang digunakan oleh tenaga kerja dan peralatan usaha. sehingga penentuan harga pokok produk lebih tepat.

 DAFTAR PUSTAKA
  
Adward J Blocher, dkk. 2012. Manajemen Biaya Penekanan Strategis. (Jakarta Salemba Empat)
Dian Indriana Trilestari, Perkembangan Akuntansi Ditinjau Dari Perspektif Waktu. Solusi ISSN 1412-5331 Vol. 5 No. 2. Halaman 20
Elkha, Jurnal. Implementasi Metode Activity Based Costing System dalam Besarnya tarif Jasa Rawat Inap. Vol. 4 No. 2 Oktober 2012
Garrison, dkk. 2013. Akuntansi Manajerial. (Jakarta, Salemba Empat)
Krismiaji. 2002. Dasar-dasar Akuntansi Manajemen. (Yogjakarta: AMP YKPN)
Mowen, Hansen. 2006. Akuntansi Manajerial. (Jakarta : Salemba Empat)
                            2009. Akuntansi Manajerial. (Jakarta : Salemba Empat)
Tandiontong, Mathius. Jurnal Peranan  Activity Based Costing System dalam Perhitungan Harga Pokok terhadap Peningkatan Probabilitas Perusahaan. No. 05 Tahun ke-2 Mei-Agustus 2011









D.    AFM























BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
B.     Saran













1 komentar: