A.
Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen
Sistem
adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas
bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan . Sistem informasi
adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi,
sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang
dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan informasi
dalam suatu organisasi (O’Brien dan Marakas 2009). Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan
yang membantu manajer menangani tiga masalah pokok sebagai berikut (Charles T.
Hongren):
1. Merencanakan secara
efektif dan memusatkan perhatiannya pada penyimpangan apa yang direncanakan.
2. Mengarahkan operasi
sehari-hari
3. Mencapai penyelesaian
sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi organisasi. (Kamaruddin Ahmad,
2011: 9)
Sistem informasi
akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas,
seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis , pelaporan dan
pengelolaan informasi. Keluaran ini bisa mencangkup laporan khusus biaya
produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja bahkan komunikasi pribadi.
(Hansen Mowen, 2009:4)
Menurut
O’Brien dan Marakas (2009) Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen memiliki tiga tujuan umum diantaranya :
1. Menyediakan informasi
untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang ditentukan oleh
manajemen.
2.
3
|
3. Menyediakan informasi
untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan ini
menunjukkan manajer dan pengguna lainnnya perlu memiliki akses menuju informasi
akuntansi manajemen dan perlu mengetahui cara menggunakannya. Informasi
akuntansi menajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah, serta mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi digunakan dalam semua
tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Sistem akuntansi
manajemen yaitu suatu sistem yang dapat memberikan atau menyampaikan informasi
yang relevan kepada manajer untuk mengambil keputusan, perencanaan, dan
pengawasan.informasi yang dikumpulkan dan dianalisis oleh akuntan manajemen
yang digunakan untuk mendukung tindakan – tindakan manajemen. (Steffi Sigilipu
[jurnal], 2012)
Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan
penguna lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk
orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus
memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.
Dari beberapa
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
manajemen merupakan suatu sistem informasi yang diproses dalam semua tahap
pengelolaan informasi yang menghasilkan laporan khusus dengan tujuan untuk perhitungan, perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan yang dapat digunakan
oleh manajemen dalam pengambilkan keputusan.
B.
Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Keuangan
Secara sederhana,
akuntansi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan
memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal
mencapai tujuan organisasinya.(I G A M, Asri Dwija Putri, )
Akuntansi manajemen
adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan
laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untk kepentingan
pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi
perancanaan pembuatan keputusan pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian.
(Supriyono, 1987)
Akuntansi manajemen
adalah penerapan teknik-teknik dan konsep yang tepat dalam pengolahan data
ekonomi historikal dan yang diproyeksikan dari suatu satuan usaha untuk
membantu manajemen dalam penyusunan rencana untuk tujuan-tujuan ekonomi yang
rasional dan dalam membuat keputusan-keputusan rasional dengan suatu pandangan
kearah pencapaian tujuan tersebut. (Kamaruddin, 2011:5)
Akuntansi keuangan
adalah suatu bidang akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan
sautu entitas yang berguna bagi para pemangku kepentingan yang disusun oleh
manajemen secara wajar, lengkap, transparan, dapat dimengerti dan tidak
menyesatkan, yang dilaporkan kepada penerima dan pengguna laporan keuangan atau
disebut juga laporan eksternal dalam suatu organisasi atau perusahaan. (Hans
dkk, 2012:4-5)
Akuntansi keuangan
maupun akuntansi manajemen menyediakan informasi keuangan dan tujuan yang sama.
Pertama, keduanya bersandar pada
sistim informasi akuntansi. Akuntansi manajemen memanfaatkan seluas-luasnya
data akuntansi keuangan yang dihasilkan secara rutin. Kedua, baik akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen sangat
bersandar pada konsep pertanggungjawaban atau kepengurusan.
Perbedaan antara
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen berdasarkan faktor-faktornya
meliputi segi tujuan utamanya, dasar penyusunan laporan, dimana akuntansi
keuangan harus mengikuti prinsip akuntansi yang diterima umum, diperiksa
berdasarkan norma pemeriksaan akuntansi. Sedangkan akuntansi manajemen lebih
bebas dengan teori keputusan manajemen. (Kamaruddin, 2011:7)
Akuntansi manajemen
|
Akuntansi keuangan
|
1.
Fokus
internal
2.
Tidak
ada aturan yang mengikat
3.
Informasi
keuangan dan non keuangan, informasi dapat bersifat subjektif
4.
Penekanan
pada masa yang akan datang
5.
Evaluasi
dan keputusan internal didasarkan atas informasi yang sangat terperinci
6.
Sangat
luas dan multi disiplin
|
1.
Fokus
eksternal
2.
Harus
mengikuti aturan tertentu
3.
Informasi
keuangan yang bersifaat objektif
4.
Berorientasi
historik masa lalu
5.
Informasi
mengenai perusahaan secara keseluruhan
6.
Lebih
independen
|
Tabel 1.perbandingan antara akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan (Hansen Mowen, 2009:11)
Dari informasi yang
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki posisi sangat
penting dalam suatu perusahaan. Keduanya sama-sama memberikan informasi
keuangan yang dapat digunakan oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam
pengambilan keputusan, pengukuran kinerja perusahaan serta pencapaian kearah
tujuan perusahaan.
C.
Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
Perubahan akuntansi
yang lebih inovatis saat sekarang tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang
dilakukan para praktisi terdahulu. Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur
akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan biaya persediaan yang berawal
dari penekanan pada pelaporan untuk pihak eksternal. Pada tahun 1950-an dan
1960-an, beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari
sistem biaya tradisional. Pada tahun 1980-an-1990an perkembangan ilmu dan praktik akuntansi
berkembang dengan sangat pesat melalui tindakan-tindakan signifikan untuk
meningkatkan mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya dalam lingkungan bisnis
yang semakin kompetitif. Dian Indriana TL, seorang dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang menulis dalam jurnalnya, bahwa Perkembangan teknologi pada
2 dekade terakhir mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan ilmu
pada umumnya dan akuntansi manajemen pada khususnya. Ini menandai dimulainya
era akuntansi manajemen kontemporer.
Perkembangan ilmu
akuntansi biaya dan akuntansi manajemen, sangat di pengaruhi oleh perubahan
limgkungan. Sekitar tahun 1999 akuntansi manjemen mulai berkembang kearah yang
lebih inovatif, dan melahirkan
pemikiran-pemikiran yang lebih modren meninggalkan cara-cara tradosional. Hal
ini dipicu oleh banyaknya kritik terhadap pola pemikiran para praktisi
akuntansi biaya/manajemen.
Jadi, dari lintas
sejarah diatas, dapat kita simpulkan bahwa semakin hari, perkembangan akuntansi
manajemen semakin menunjukkan perubahan yang lebih inovatif, mampu mengganti
cara-cara tradisional dan praktik yang lebih akurat dan efisien yang dapat
digunakan dalam berbagai perusahaan dan organisasi sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.
D.
Tema Baru dalam Akuntansi Manajemen
Lingkungan ekonomi
telah mensyaratkan pengembangan praktek-praktek akuntansi manajemen yang
inovatif dan relevan. Konsekuensinya sistem akuntansi manajemen berdasarkan
aktifitas banyak di kembangkan dan di implementasikan oleh organisasi. Selain
itu fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan para
manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan mengelola rantai
nilai perusahaan. Lebih jauh lagi para
manajer harus menekankan waktu, kualitas, dan efisiensi untuk mengamankan dan
mempertahankan keunggulan bersaing. Selain itu informasi akuntansi harus dibuat
untuk mendukung tiga tujuan fundamental akuntansi.(Hansen Mowen,2009:13)
a.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based
Management)
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah uatu
pendekatan yang terintegrasi diseluruh sidtem yang mmfokuskan perhatian
manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai bagi
pelanggan dan laba yang dihasilkan Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan
pada perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dan analisis nilai proses. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, sedangkan
analisis nilai proses menekankan pada analisis aktivitas. Hal itu bertujuan
untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien.
b.
0rientasi
pada Pelanggan
Adalah fokus
utama dalam meningkatkan nilai bagi perusahaan karena perushaan dapat
menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan nilai yang lebih baik bagi
pelanggan dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing realisasi bagi pelanggan meliputi fitur umum
dan khusus suatu produk, jasa, kualitas dan faktor-faktor lain yang dianggap
penting bagi pelanggan
c.
Penetapan
Posisi Strategis
Meningkatkan
nilai pelanggan untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
dicapai melalui pemilihan berbagai strategi yang bijaksana. Informasi mengenai
biaya memainkan peranan penting, dan dilakukan melalui proses manajemen biaya
strategis, yaitu penggunaan data biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi
strategi-strategi superrior yang akan menghasilkan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan.
d.
Kerangka
kerja rantai nilai
Manajemen yang
efektif atas rantai nilai internal adalah dasar untuk meningkatkan nilai bagi
pelanggan. Rantai nilai internal adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan
untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan, serta mengirimkan
produk dan jasa kepada pelanngan.
e.
Waktu
sebagai Elemen
Waktu adalah
elemen penting dalam semua tahap rantai nilai. Perusahaan-perusahaan kelas
dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara mempersingkat
siklus desain, implementasi, dan produksi. Perusahaan-perusahaan mengirim
produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai
tambah, yaitu waktu yang tidak bernilai bagi pelanggan, misalnya waktu yang
dibutuhkan untuk memuat produk ke kapal.
f.
Efisiensi
Meningkatkan
efisiensi merupakan hal yang penting. Pengukuran efisiensi financial dan non
financial diperlukan. Biaya adalah ukuran kritikal untuk efisiensi. Tren dalam
biaya sepanjang waktu dan perubahan produktivitas dapat menjadi ukuran penting
atas keefektifan keputusan perbaikan berkelanjutan. Biaya harus ditetapkan,
diukur, dan dialokasikan secara tepat agar pengukuran efisiensi menjadi
bernilai.
g.
Bisnis
secara Elektronik (E-Business)
Bisnis secaa
elektronik (E-business) adalah transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang
dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. E-business
diharapkan tumbuh pesat pada tahun-tahun mendatang. Bisnis ini menyediakan
kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas diseluruh dunia dan dapat
menurunkan biaya secara signifikan jika dibandingkan dengan transaksi yang
menggunakan kertas. Para akuntan manajemen perlu memahami keuntungan, resiko,
dan peluang bisnis secara elektronik. Mereka juga memainkan peran penting dalam
menyediakan informasi biaya yang relevan sehubungan dengan bisnis ini.
E.
Peran Akuntan Manejemen
Akuntan manajemen harus mendukung manajemen dalam semua tahap pengambilan keputusan bisnis.
Sebagai ahli dalam akuntansi, mereka harus cerdas, siap sedia mengikuti
perekembangan terbaru, serta memahami kebiasaan dan praktik dari semua negara
tempat perusahaan mereka beroperasi. Mereka diharapkan memiliki pengetahuan
tentang lingkungan hukum dari bisnis.
Muhammad Fakhri Husein dalam jurnalnya mengutip tulisan Finn et al.
Dalam Fatt,1995
“Akuntan
mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada
organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat, dan diri mereka
sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten, dan untuk menjaga
integritas dan objektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi
akuntan menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan
tidak etis dalam profesi mereka.”
Dalam menjalankan tugas sebagai auditor, seorang akuntan sering
dihadapkan pada berbagai macam dilema, baik menyangkut etika maupun sikap
profesional dan independensinya (Leung, 1998). Kesadaran etika dan sikap
profesional memegang peran penting bagi seorang akuntan (Louwers al,
1997). Personal value seorang akuntan tercermin dari keputusan etika
yang dibuatnya sedangkan komitmen terhadap profesi tercermin dari pengembangan
nilai-nilai profesional pada setiap keputusan yang dilakukannya. (Jeffrey dan
Wratherholt, 1996)
Menurut Hansen Mowen (2009) Peran akuntan manajemen dalam suatu
organisasi merupakan salah satu peran pendukung. Mereka membantu orang-orang
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tujuan dasar organisasi. Posisi yang
bertanggung jawab lansung pada tujuan organisasi disebut sebagai posisi lini,
sedangkan posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggung jawab lansung
terhadap tujuan dasar organisasi disebut posisi staf.
Sebagai contoh anggaplah
misi dasar suatu organisasi adalah memproduksi dalam menjual print laser. Wakil
direktur bidang manufaktur dan bidang pemasaran, manager pabrik, serta
perakitan termasuk dalam posisi lini. Sedangkan, wakil direktur bidamg keuangan
dan sumber daya manusia, akuntan biaya, serta manager pembelian termasuk posisi
staf.
F.
Akuntansi Manajemen dan Perilaku
Etis
Akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer dalam
memaksimalkan laba. Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan
bahwa laba dicapai melalui car-cara yang legal dan etis. Meskipun hal ini
selalu menjadi asumsi inplisit dari akuntansi manajmen asumsi tersebut
seharusnya di buat secara eksplisit. (Kamaruddin, 2011)
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (2006:58) perilaku etis
adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar dan baik.
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tidakan yang benar, sesuai,
dan adil. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau tidak sesuai,
dan keputusan yang kita buat apakah adil atau berat sebelah. Meskipun orang
berbeda pandangan terhadap arti istilah etika, tampaknya terdapat suatu prinsip
umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini diekspresikan oleh keyakinan
bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya.
Perilaku yang etis merupakan isu yang relevan bagi profesi Akuntan saat
ini. Di indonesia isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan
terjadinya beberapa pelanggaran etika, salah satunya dilakukan oleh oleh
akuntan intern. Masalah etika bagi perusahaan juga sangat menentukan karena
dalam jangka panjang apabila perusahaan
tidak concern dengan perilaku etis dalam bisnis maka kelangsungan
usahanya akan terganggu. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang
cenderung mencari keuntungan sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis.
Dalam jangka pendek, mungkin akan meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi
untuk jangka panjang akan merugikan perusahaan itu sendiri karena hilangnya
kepercayaan pelanggan atau konsumen terhadap perusahaan tersebut. (M. Fakhri
Husein, 2008)
Perilaku yang etis dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
pengendalian intern; sistem akuntansi manajemen dan kepatuhan (Hesti dan
Sukirno, 2012). Seorang akuntan manajemen akan memiliki perilaku yang etis jika
mereka memahami kode etik profesinya. Kedua faktor ini berbanding lurus.
Artinya, semakin paham akuntan manajemen terhadap kode etik, maka semakin etis
pula perilakunya.
Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari
tindakan yang etis.
“Pendidikan
etika dan moral harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai yang dianggap
benar agar mempunyai arti.”
Sepuluh nilai inti yang dimaksudkan dalam kutipan, yaitu:
1.
Kejujuran
2.
Integritas
3.
Pemenuhan janji
4.
Kesetiaan
5.
Keadilan
6.
Kepedulian terhadap sesama
7.
Penghargaan kepada orang lain
8.
Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9.
Usaha uuntuk mencapai sempurnaan
10. Akuntabilitas.
Organisasi umumnya menetapkan standar perilaku untuk para manajer dan
karyawannya. Asosiasi-asosiasi profesional juga menetapkan standar etika.
Sebagai contoh, Insitut of Management (IMA) telah membuat standar etika untuk
akuntan manajemen. Pada tahun 2005 IMA mengeluarkan revisi pernyataan yang
menguraikan tentang standar perilku etis bagi akuntan manajemen. Revisi
pernyataan itu disebut “Statement of Ethical Professional Practice”( Pernyataan
Praktik Profesional yang Beretika) yang didesain agar sesuia dengan yang
dinyatakan dalam SOX 2002 dan untuk memenuhi kebutuhan gloal dari para anggota
internasional IMA.(Hansen
mowen,2009:19-25)
daftar bacaan
Ahmad,
Kamaruddin. 2011. Akuntansi Manajemen Edisi Revisi. (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada)
Hans, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK dan IFRS.
(Jakarta : Salemba Empat)
Husein, Muhammad Fakhri. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun
1, No. 1 April 2008. (diakses 14 Februari 2014)
Mowen,
Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial. (Jakarta:Salemba Empat)
O’ Brien J. A dan George M. M. 2009. Management Information
Systems. Ninth Edition. MgGraw-Hill Inc
Sigilipu, Steffi. 2012. Jurnal Pengaruh Penerapan Informasi
Akuntansi Manajemen dan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial.
ISSN 2303-1174 (diakses tanggal 13 Februari 2014)
Trilestari, Dian Indriana. Perkembangan Akuntansi Ditinjau Dari
Perspektif Waktu. Solusi ISSN 1412-5331 Vol. 5 No. 2. Halaman 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar