sebuah perusahaan multi nasional pasti sering melakukan transaksi antar negara, seperti pembelian barang dagang dan sejenisnya, penjualan atau lebih pasnya IMPOR DAN EKSPOR. dengan demikian pasti menggunakan mata uang asing donk,, nah erikut salah satu contoh transaksinya..
1. diketahui PT. ABC melakukan penjualan celana jeans ke importir asal korea pada tnggal 15 januari 20x1, seharga Rp 74.000.000,- pada sasat kurs KRW 1 = Rp 1.850,- pelunasan dalam rupiah dilakukan pada tanggal 15 maret 20x1 pada saat kurs krw 1 = rP 1.800,-. BUATLAH JURNAL TRANSAKSI NYA
JAWABAN :
JURNAL :
15 Jan --- Account Receivable Rp 74.000.000
Sales Rp 74.000.000
KET : (mencatat penjualan dalam rupiah, jumlah ini Setara dengan KRW 40.000 (74.000.000. : 1850 )
15 maret --- Kas Rp 72.000.000
Kerugian TMUA Rp 2.000.000
Acc. Receivable Rp 74.000.000,
KET : (pelunasan dalam rupiah ketika pada tanggal tsb kurs KRW 1 = Rp 1.800, maka nilai transaksi = 40.000 x 1.800 = 72.000.000 rupiah )
sehingga PT. ABC mengalami kerugian dari transaksi sebesar Rp 2.000.000, karena pada awal transaksi piutang diakui sebesar 74.000.000 rupiah tetapi pada saat piutang diterima, hanya diakui 72.000.000 rupiah.
2. pada tanggal 8 maret, PT Global membeli produk wol dari New Zealand senilai 7000 dolar New Zealand (NZ$) . KURS ADALAH NZ$ 1 = Rp 7.680 pada tanggal 8 maret Rp 7.660 pada saat pembayaran tgl 1 mei
JAWAB :
8 MARET --- Persediaan wol Rp 537.600.000,-
acc. payable Rp 537.600.000,-
KET : nilai tersebut setelah ditranslasikan dari 7000 x Rp 7.680 )
1 MEI ---- Hutang dagang Rp 1.400.000
Keuntungan transaksi mata uang asing Rp 1.400.000,-
(selisih antara pertukaran kurs saat transaksi dengan pelunasan)
Account payable Rp 53.620.000,-
mata uang asing Rp 53.620.000,-
pembayaran hutang dagang oleh pPT. Global dalam NZ$ : 7000 x Rp.7.660
Sumber kasus : aKUNTANSI keuangan lajutan buku 2 pers. indonesia Richard E. Baker dkk th. 2012
SEMOGA BERMANFAAT YA ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar