dalam pembelajaran akuntansi,, kita akan berhadapan dengan jurnal,, seringkali akun-akun yang digunakan memiliki nama-nama yang disamakan,, atau dengan sederhananya penggunaan dua kata untuk satu akun,, seperti beban dan biaya. terkadang kita mencatat sebagai biaya, dan terkadang beban. apakah keduanya sama ? apakah cost dan expence itu sama...?
jawabannya tentu :
sama karena beban dan biaya merupakan pos-pos yang menimbulkan pengeluaran kas bagi perusahaan baik dibayarkan saat ini maupun akan datang
expense dan cost berbeda karena perlakuannya terhadap pengeluaran yang dilakukan perusahaan.
KALAU BEBAN ITU MERUPAKAN AKUN YANG DIGUNAKAN APABILA PENGORBANAN EKONOMIS DILAKUKAN KARENA DITERIMANYA SUATU JASA ATAU MANFAAT DARI ORANG LAIN. CONTOH, BEBAN GAJI,, IA MENJADI BEBAN KARENA SUDAH MANFAAT JASA DARI KARYAWAN SUDAH IA GUNAKAN, IA TERIMA.
TETAPI BIAYA TERJADI KARENA ADANYA PENGORBANAN YANG DILAKUKAN SEBELUM MENERIMA, MEMANFAATKAN SUATU BARANG/JASA, ATAU BENTUK LAINNYA. contoh : biaya iklan,
semoga bermanfaat,,
Rabu, 15 April 2015
CSR ATAU Pertanggungjawaban sosial perusahaan
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Corporate Responsibility
Dilihat dari
asal katanya, Corporate Social Responsibility berasal dari literatur etika bisnis di Amerika
Serikat dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau Social
Responsibility Of Corporation. Secara umum istilah CSR diterjemahkan
menjadi tanggung jawab sosial perusahaan. Kata Corporate dipahami
sebagai perusahaan besar. Sedangkan perusahaan merupakan badan hukum yang
didirikan untuk melayani kepentingan umum disamping keuntungan. (Achmad Daniri
dalam jurnal Nancy S. Haliwela)
Menurut Darwin (2004) Corporate
Responsibility adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara
sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeolders, yang melebihi tanggung jawab organisasi dibidang hukum. (Rachmawati,
2012 : )
Pasal
1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah
komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
The World Business Council for
Sustainable Devolopment (WBCSD) mendefinisikan corporate social responsibility (CSR)
atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan
para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat
maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat, baik dari segi bisnis maupun untuk pembangunan. (Nancy S. Haliwela,
2011)
Lebih lanjut, Nancy
S. Haliwela, mengatakan CSR sebagai bentuk tanggung jawab moral suatu organisasi
bisnis terhadap stakeolders. Dalam pengertian terbatas tanggung jawab
sosial suatu perusahaan dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum,
seperti tanggung jawab sosial bisnis. Sedangkan secara luas, Corporate
Social Responsibility dipahami sebagai konsep yang lebih manusiawi, yang
menjunjung tinggi moralitas. Setiap perusahaan menentukan sendiri bentuk
tanggung jawab sosial yang akan dilakukannya sesuai dengan kemampuan perusahaan
tersebut. (2011)
Tanggung jawab sosial ini
dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan
ekonomi masyarakat pada umumnya, pertisipasi perusahaan pada pembangunan
lingkungannya. (Ernie Tisnawati dan Kurniawan, 2005:76)
Jadi, dari beberapa definisi yang diungkapkan diatas, penulis
menyimpulkan bahwa Corporate Responsibility atau tanggung jawab
perusahaan yaitu mekanisme sebuah
perusahaan berbentuk komitmen bisnis yang diintegrasikan melalui perhatian dan
pemberian kontribusi perusahaan kepada
masyarakat dan lingkungan sebagai bentuk partisipasi perusahaan (dunia bisnis)
untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
B.
Sejarah Corporate Responsibility
Wacana CSR mulai berkembang dalam dekade 1980-1990. Konsep Social Responsibility lahir di
Brazilia tahun 2002 ketika adanya pertemuan Johannesburg yang dihadiri pemimpin
dunia. (jurnl)
Konsep Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Resposibility)
telah disahkan oleh DPR RI tanggal 20 juli 2007 yang terbukti dengan
ditetapkannya Undang-Undang No 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
Rahmawati (tahun : 179) menyatakan
bahwa Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan yang
sebelumnya merupakan suatu hal yang bersifat sukarela berubah menjadi suatu hal
yang wajib dilaksanakan. Hal ini dapat kita ketahui dari pasal 66 angka 2 C UUPT berbunyi :
“
Tanggung jawab dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Dalam buku yang sama dinyatakan oleh Hackston dan Milne (1996)
menyatakan bahwa tanggung jawab sosial merupakan proses pengkomunikasian dampak
sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus
ang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. (Rachmawati, Tahun,
181)
C. Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Beberapa pandangan yang
diungkapkan oleh M. Taufik Amir (2011)
dalam bukunya Manajemen Strategik Konsep
dan Aplikasi diantaranya :
1. Pandangan
Tradisional
Membicarakan tanggung
jawab perusahaan ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi landasan
perusahaan-perusahaan dalam menjalankan praktik tanggung jawab sosial. Ada pihak yang mengatakan bahwa
urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja. Menurut Friedman dalam buku M.
Taufiq Amir bahwa hanya ada satu tanggung jawab social perusahaan, yaitu
menggunakan sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang biasa mendapatkan dan meningkatkan
laba perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan
bersaing bebas tanpa kecurangan. (2011:266)
Lebih jelas M. Taufik Amir
menjelaskan bahwa pandangan ini sekaligus menyiratkan bahwa upaya perusahaan
motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar), suatu
saat perusahaan bias memiliki kemungkinan merugi karena meningkatnya
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
2. Pandangan
Sosioekonomi
Ada pandangan yang menyebutkan
bahwa kalangan bisnis selayaknya memiliki tanggung jawab lebih. Ada empat pokok
pikiran dari pandangan ini, yaitu:
a. Tanggung
jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan laba, yaitu perusahaan juga
terlibat untuk urusan menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
b. Perusahaan
pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya bertanggung jawab kepada
pemegang sahamnya.
c. Perusahaan
seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat yang lebih luas,
baik untuk urusan sosial, hukum, dan berbagai masalah perpolitikan.
d. Perusahaan
haruslah melakukan hal-hal yang baik dan benar dan bermanfaat bagi masyarakat
dalam menjalankan usahanya.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) memiliki beberapa pandangan dilihat dari segi mendukung
atau tidaknya penerapan CSR oleh beberapa pihak yaitu adanya pro dan kontra. Artinya,
adanya pendangan yang mendukung konsep ini dan ada yang menolak untuk
menerapkan konsep tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Wibisono (2008) corporate responsibility memiliki
kemanfaatan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, menjaga image dan
strategi perusahaan. Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan
perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih
proaktif dalam mengambil inisiatif terhadap tanggung jawab sosial. Karena ada
manfaat jangka panjang bagi semua pihak, diantaranya: (Ernie & Kurniawan,
2005 :81)
1. Bagi Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan
tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan
kehadiran perusahaan dilingkungannya. Selain itu perusahaan dalam jangka
panjang akan dianggap memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat,
sehingga perusahaan akan lebih mudah menawarkan atau memasarkan produk kepada
masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Yaitu adanya kepentingan masyarakat yang diperhatikan oleh
perusahaan, timbulnya pandangan baru dalam hubungan masyarakat dengan dunia
bisnis yang bersifat kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih
baik.
3. Bagi Pemerintah
Pemerintah pada akhirnya mendapatkan partner pada meujudkan tatanan
masyarakat yang lebih baik karena, pemerintah sebagai pihak legitimasi. Artinya
sebahagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal
ini perusahaan atau organisasi bisnis.
Manfaat program CSR bagi
pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan kalau dilaksanakan secara
sistematis, terintegrasi dan berkesinambunga, agar program-program CSR bisa
tepat sasaran dan dapat dipantau tingkat efektivitas dan kinerjanya. (Nancy
S.Haliwela, 2011)
Lebih jauh M. Taufik Amir (2011:269)
menyatakan manfaat-manfaat CSR dapat menjaga kelanggengan operasi perusahaan di
masa depan. Misalnya soal citra perusahaan pada publik. Dengan citra yang baik,
perusahaan bisa menjadi tempat pilihan untuk bekerja bagi karyawan-karyawan
yang bertalenta baik, menjadi suatu kepercayaan yang baik bagi rekan bisnis
termasuk investor.
Jadi, dari beberapa penjelasan
diatas dapat penulis simpulkan bahwa manfaat dari Corporate Social
Responsibility ini sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan, pemerintah
dan masyarakat. Terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan,
pemerintah dan masyarakat. Secara khusus, bagi perusahaan yang mendukung CSR
ini cenderung memperoleh manfaat yang lebih besar dari program CSR baik secara
jangka pendek, maupun jangka panjang, langsung maupun tidak langsung.
A. Hubungan Corporate
Social Responsibility, Kinerja dan Manajemen Laba
Menurut
Dahlia dan Siregar (2008) dalam buku Rahmawati menemukan bahwa aktivitas CSR
terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tetapi tidak
berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan. (tahun)
Sementara
Belkaouni (2006) dalam buku yang sama menjelaskan bahwa disiplin akuntansi
merespon perkembangan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Terdapat sembilan
program kerja yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR
yaitu :
1.
Employee
Programs
Karyawan
merupakan aset berharga bagi perusahaan, sehingga tidak mengejutkan jika
perusahaan sangat memperhatikan pengembangan kompetensi dan kesejahteraan
karyawan. Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan perli diperluas bukan hanya
dari sisi jaminan kesehatan dan keselamatan tetapi perlu adanya perluasan
program seperti pemberian pelatihan dan pengembangan kerja, pembrian
kompensasi. (Veithzal Rivai & Ella Jauvani S, 2013 : 741)
2.
Community
and Broader Society
Mayoritas
perusahan memiliki aktivitas dalam area ini, salah satunya adalah melalui
pemberdayaan masyarakat yang intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk
membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
3.
Environtment
Programs
Progaram yang
berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan misalnya dengan menghasilkan produk
yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan, membuat sumur
resapan, dan penyaluran limbah dengan baik.
4.
Reporting
and Communication Programs
Perusahaan
mengeluarkan atau melaporkan hasil kegiatan CSRnya melalui annual CSR report sehingga terdapat bukti riil partisipasi
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
5.
Governance
or Code of Conduct Programs
Perusahaan
menitikberatkan kegiatan sosial yang dilakukan berdasrkan sistem yang diatur
oleh pemerintah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana stakeholder, pemerintah masyarakat, dan
dunia usaha dapat membuat regulasi atau ketentuan yang disepakati bersama untuk
mengefektifkan program CSR. Hal ini berarti diperlukan UU untuk mengatur CSR
pada level makro seperti sasaran progaram CSR, standar penilaian keberhasilan
program, dan koordinasi dengan pihak terkait.
6.
Stakeholder
Engagement Programs
Upaya
menciptakan “effective engagement program” sebagai kunci utama
untuk mencapai kesuksesan strategi CSR dan sustainability
strategy.
7.
Supplier
Programs
Pembinaan
hubungan yang baik atas dasar kepercayaan, komitmen, pembagian informasi antara
perusahaan dengan mitra bisnisnya, misalnya melalui pengelolaan rantai pasokan
atau jejaring bisnis.
8.
Customer/Product Stewardship Programs
Perusahaan harus
memperhatikan terhadap keluhan konsumen dan jaminan kaulitas produk yang
dihasilkan perusahaan.
9.
Shareholder
Programs
Program peningkatan “share
value” bagi shareholder, karena shareholder
merupakan prioritas bagi peruusahaan.
Lina Anatan. Corporate Social
Responsibility: Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia.Staff Pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranata. Tanpa tahun [diakses tanggal 13
Mei 2014]
M.
Taufik Amir. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. (Jakarta :
Rajawali Press)
Nancy S. Haliwela. Tinjauan Hukum
Tanggung Jawab Sosil. Jurnal Sasi Vol. 17 No. 4 Bulan Oktober –
Desember 2011 [diakses tanggal 13 Mei 2014]
Rachmawati.
Siska Sugiarti dan Nur Fajrih Asyik.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Pengungkapan Informasi dan Komitmen. Jurnal
umum dan riset akuntansi Vol. 1 No. 2 Maret 2013 [diakses tanggal 13 Mei 2014]
Veithzal
Rivai dan Ella Jauvani Sagala. 2013. Manajemen Sumber daya Manusia bagi
Perusahaan : dari Teori ke Praktik. (Jakarta : Rajawali Press)
Senin, 13 April 2015
CONTOH PRAKTEK PENYELENGGARAAN JENAZAH
nah,,, teman semua pasti bisa nebak ,, ayoo?? saya dan teman teman lagi praktek penyelenggaraan sholat jenazah,,
dan yang dah dibungkus kain kafan itu bnar2 manusia lho,,, tetapi belum yang udah mniggal alias jnazah,, tapii salah satu rekan kita,, yang ditunjuk dosen . heheee nggak kebayang deh,, serunya. berikut kita tampilkan proses nya ok>>>!
1. mandikan jenazah
sambil dosen menjelaskan cara2 memandikan,, teman saya udah cobain lgsg tuh,, semua anggota badan dibersihkan, pake sabun ya. tentunya diutamakan yang memandikan itu keluarga dekat,dan disesuaikan dengan jens klmin nya.
2. kafani donk mayyit nya..
untuk almarhumah,, menggunakan lima helai kain kafan,, yaa kalo laki2 ckup 3 lapis aj. nah hati-hati jgn mpe ngga tertib memakaikan pakaianny ya.letak masing2 lapis juga disesuaikan dengan tinggi badan alm/almrhmh. kalo untuk almarhumah, pasang kerudung dlu sebelum baju, sampai terakhir lapisan kelima, tuh caranya diatas,,
habis dikafani,,, bukannya disholatkan, malahan diajak foto bareng,, kereen !! hehee..
si mayat hanya bisa pasrah,, meski difoto,, tapi wajah cantiknya nggak kelihatan,,, :D
dan yang dah dibungkus kain kafan itu bnar2 manusia lho,,, tetapi belum yang udah mniggal alias jnazah,, tapii salah satu rekan kita,, yang ditunjuk dosen . heheee nggak kebayang deh,, serunya. berikut kita tampilkan proses nya ok>>>!
1. mandikan jenazah
sambil dosen menjelaskan cara2 memandikan,, teman saya udah cobain lgsg tuh,, semua anggota badan dibersihkan, pake sabun ya. tentunya diutamakan yang memandikan itu keluarga dekat,dan disesuaikan dengan jens klmin nya.
2. kafani donk mayyit nya..
untuk almarhumah,, menggunakan lima helai kain kafan,, yaa kalo laki2 ckup 3 lapis aj. nah hati-hati jgn mpe ngga tertib memakaikan pakaianny ya.letak masing2 lapis juga disesuaikan dengan tinggi badan alm/almrhmh. kalo untuk almarhumah, pasang kerudung dlu sebelum baju, sampai terakhir lapisan kelima, tuh caranya diatas,,
habis dikafani,,, bukannya disholatkan, malahan diajak foto bareng,, kereen !! hehee..
si mayat hanya bisa pasrah,, meski difoto,, tapi wajah cantiknya nggak kelihatan,,, :D
fiqh kontemporere perbedaan inseminasi dan cloning
salam pengetahuan dulu ya,,,:)
kali ini saya akan berbagi pemahaman yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit nih,, tentang perbedaan inseminasi buatan dengan kloning. kalau persamaan nya juga boleh deh,,
tulisan ini saya post dari ulasan dosen atas diskusi perkuliahan,, baru-baru ini,,
PERBEDAAN :
INSEMINASI BUATAN ITU,, PEMBUAHAN (SPERMA DAN SEL TELUR) NYA DILAKUKAN LANGSUNG DALAM RAHIM WANITA. ALTERNATIF PROSES BISA MELALUI HUBUNGAN BADAN LANGSUNG ATAU TIDAK. KEGIATAN INI MASIH BISA DIBENARKAN WALAUPUN ADA SYARAT KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI KETURUNAN YANG TERLALU DIINGINKAN. INGAT YA,, DIBENARKAN DENGAN SYARAT DARURAH.
TETAPI KALAU KLONING PEMBUAHAN TERJADI DILUAR RAHIM,, CARANYA SPERMA DAN SEL TELUR DIPERTEMUKAN DAN DIPINDAHKAN KEDALAM TABUNG (tentunya nggak mungkin ada dalam rahim,,, alias di luar rahim donk ...:) ) DAN SETELAH ZIGOT BERKEMBANG ATAU DIANGGAP MATANG MAKA SELANJUTNYA DIPINDAHKAN KEMBALI KE DALAM RAHIM MELALUI ALAT MEDIS ATAU SEJENISNYA. DAN JANIN TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM RAHIM , HAL INI MASIH BISA DIBENARKAN DENGAN ALASAN DARURAH.
KEDUA TINDAKAN INI DIPERSELISIHKAN TERKAIT PIHA-PIHAK YANG TERLIBAT LAKI-LAKI DAN WANITA, APAKAH STATUS SUAMI ISTRI ATAU TIDAK.
nah,, sebenarnya ada rangkuman lebih lengkap ,, tapi kapan-kapanlah saya post ke anda semua ya,, semoga bermanfaat,, :)
kali ini saya akan berbagi pemahaman yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit nih,, tentang perbedaan inseminasi buatan dengan kloning. kalau persamaan nya juga boleh deh,,
tulisan ini saya post dari ulasan dosen atas diskusi perkuliahan,, baru-baru ini,,
PERBEDAAN :
INSEMINASI BUATAN ITU,, PEMBUAHAN (SPERMA DAN SEL TELUR) NYA DILAKUKAN LANGSUNG DALAM RAHIM WANITA. ALTERNATIF PROSES BISA MELALUI HUBUNGAN BADAN LANGSUNG ATAU TIDAK. KEGIATAN INI MASIH BISA DIBENARKAN WALAUPUN ADA SYARAT KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI KETURUNAN YANG TERLALU DIINGINKAN. INGAT YA,, DIBENARKAN DENGAN SYARAT DARURAH.
TETAPI KALAU KLONING PEMBUAHAN TERJADI DILUAR RAHIM,, CARANYA SPERMA DAN SEL TELUR DIPERTEMUKAN DAN DIPINDAHKAN KEDALAM TABUNG (tentunya nggak mungkin ada dalam rahim,,, alias di luar rahim donk ...:) ) DAN SETELAH ZIGOT BERKEMBANG ATAU DIANGGAP MATANG MAKA SELANJUTNYA DIPINDAHKAN KEMBALI KE DALAM RAHIM MELALUI ALAT MEDIS ATAU SEJENISNYA. DAN JANIN TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM RAHIM , HAL INI MASIH BISA DIBENARKAN DENGAN ALASAN DARURAH.
KEDUA TINDAKAN INI DIPERSELISIHKAN TERKAIT PIHA-PIHAK YANG TERLIBAT LAKI-LAKI DAN WANITA, APAKAH STATUS SUAMI ISTRI ATAU TIDAK.
nah,, sebenarnya ada rangkuman lebih lengkap ,, tapi kapan-kapanlah saya post ke anda semua ya,, semoga bermanfaat,, :)
Jumat, 10 April 2015
penerapan laporan keuangan sektor publik di Indonesia
Pada
dasarnya laporan keuangan sektor publik muncul karena adanya tuntutan
akuntabilitas kinerja yang harus dilaporkan oleh sebuah organisasi publik. Rangkaian
proses akuntansi pada organisasi sektor publik memiliki peran penting untuk
menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban
organisasi publik kepada pihak-pihak terntentu. Sebagaimana dipertegas oleh Mardiasmo
(2009:143) bahwa laporan keuangan merupakan komponen penting untuk menciptakan
akuntabilitas sektor publik. Menurut LAN dan BPKP seperti yang dikutip Urip
Santoso dan Yohanes J.P (2008) akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Saat
sekarang ini di Indonesia dapat dikatakan bahwa penerapan laporan keuangan
sektor publik menunjukkan kondisi lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan penerapan laporan keuangan sektor publik sejak tahun
1990an hingga sekarang dibagi menjadi 2 periode :
1.
Masa
Orde Baru
Organisasi
sektor publik di Indonesia selama lebih kurang 50 tahun (1950-2000an)
diperlakukan sebagai sektoral ekonomi. Perlakuan ini berakibat fokus manajerial
tidak tertuju pada penataan organisasi sektor publik, namun lebih kepada
penataan arus program dan anggaran. Dampak dari konsep ini Indonesia mampu
memaksimalkan pendapatan. Namun adanya kancah kepentingan dan penguasa (Indra
Sebastian, 2006:6) tetap berdampak terhadap pelaporan keuangan yang tidak jujur
dalam unit pemerintahan.
Seiring
perkembangan pemikiran akuntansi, serta fenomena-fenomena organisasi peblik
yang terjadi maka tanggal 23 Desember 1997 terbitlah Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. namun ini belum tepat untuk
diberlakukan pada organisasi pemerintahan. Penerapannya pun masih dalam tahap
sangat sederhana dan butuh penyesuaian oleh organisasi nirlaba.
2.
Masa
reformasi (Pelaksanaan Otonomi Daerah)
Indra
Sebastian (2006:8) mengatakan perkembangan dunia politik dan globalisasi
memberikan dampak bagi sektor publik termasuk pemerintahan Indonesia. Lebih
lanjut dikatakan bahwa perubahan pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi
menciptakan paradigma baru untuk membangkitkan sektor publik. Hal ini juga
didukung dengan berbagai Undang-Undang Otonomi Daerah yang membuka peluang
semakin dibutuhkannya transparansi dan akuntabilitas kinerja dari suatu
pemerintahan. Sebagai organisasi publik, kualitas laporan keuangan harus
mengarah kepada standar yang ditetapkan.
Perkembangan
otonomi daerah berdampak pada akuntansi sektor publik bahwa dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi
keuangan kepada publik, DPRD, dan pihak-pihak yang menjadi stakeholders pemerintah
daerah.
Penerapan
laporan keuangan di Indonesia semakin menunjukkan kondisi yang lebih baik sejak
disahkannya regulasi berupa Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan dalam
UU. No. 24 tahun 2005 dan digantikan dengan UU. No. 71 Tahun 2010 tentang
pelaksanaan model akuntansi accrual basis yang sebelumnya masih cash
basis.
Secara
umum, lahirnya berbagai regulasi dan standar akuntansi tersebut diatas mengindikasikan
bahwa penerapan akuntansi sektor publik di Indonesia mendapatkan perhatian
hukum dan para pemimpin Negara. Penerapan akuntansi sektor publik yang sesuai
dengan standar diharapkan dapat menciptakan laporan keuangan yang berkualitas dan
menunjukkan akuntabilitas kinerja yang maksimal.
Untuk
menilai tingkat penerapan dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan sektor
publik, beberapa penelitian dilakukan dan hasilnya pun memberikan kontribusi bagi
pengguna laporan keuangan maupun masyarakat umum untuk mengetahui fenomena dan
dampak dari suatu laporan keuangan sektor publik termasuk organisasi-organisasi
pemerintahan. kenyataannya dalam praktik,
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan,
Mardiasmo berpendapat bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi
sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi, daya
banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik. (Urip
Santoso dan Yohanes J.P, 2008:51)
Meskipun
banyak kendala, namun Bambang Pamungkas (2012) dalam penelitiannya tetap menyimpulkan
bahwa penerapan akuntansi keuangan sektor publik berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah. Sehingga dapat memberikan
sumbangan bagi peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam hal
memberikan informasi pertanggungawaban mengenai fungsi, tujuan dan objek
pengeluaran.
semoga bermanfaat dan dapat dikembangkan,, :)
Selasa, 24 Maret 2015
strategi korporat,unit bisnis dan keunggulan kompetitif
BAB II
PEMBAHASAN
A.
STRATEGI KORPORAT
1.
Pengertian Strategi Korporat/Korporasi
Pada dasarnya korporasi adalah suatu organisasi
perusahaan yang telah berdiri dan beroperasi menjalankan aktivitas
kepengusahaan dalam satu atau beberapa bidang bisnis. Dengan demikian suatu
korporasi berupaya terus mengembangkan satu bisnis atau beberapa bisnis yang
ada dalam perusahaannya. Dalam rangka
upaya untuk menumbuhkembangkan bisnis perusahaan didalam korporasinya, maka
suatu korporasi menetapkan arah pengembangannya yang dikenal dengan strategi
korporasi.[1]
Sebelum membahas strategi korporat, terlebih dahulu
dijelaskan pengklasifikasian perusahaan yang dibagi menjadi tiga kategori;
perusahaan dengan kategori industri tunggal (beroperasi dalam satu lini
bisnis), perusahaan dengan diversifikasi
yang berhubungan (beroperasi dalam beberapa industri) dan perusahaan dengan
bisnis yang tidak berhubungan (beroperasi dengan hubungan antara
unit-unit bisnis murni financial)[2]
seperti yang terlihat pada Gambar I. Ketiga kategori tersebut dibedakan oleh
tingkat diversifikasi yang berhubungan dengan
jumlah industri dimana perusahaan tersebut beroperasi.
Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk
mengarahkan perusahaan masuk atau keluar dari bisnis, dan untuk menentukan
bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan panduan
bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah penciptaan value.
Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru
diluar pasar tradisional maupun melakukan pengembangan produk baru melalui backward
dan forward integrasi.[3] Analisis strategi tingkat Korporat
menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang
akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi
perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.[4]
Forward integrations adalah salah satu strategi yang dirumuskan oleh Porter
dimana sintegrasi ini disebut juga integrasi ke hilir yaitu integrasi yang melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan)
lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah
satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising).
Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk
mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar
hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya
merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan
gejala bermunculannya factory
outlet yang merupakan
salah satu bentuk strategi ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia
Farma dengan Apotik Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko
BATA-nya. Perhatikan pula Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai
negara serta keputusan untuk membeli perusahaan fastfood.
Sedangkan backward
Integrations meruapakan integrasi Integrasi
ke hulu dimana suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan
kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen
maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini
menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata
tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau
tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai
upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka
proses produksinya. Contoh yang menarik adalah Harian Jawa Pos yang mendirikan
pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan bahan bakunya.
Perhatikan pula Gudang garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa strategi korporasi
merupakan serangkaian perencanaan yang akan diimplementasikan oleh sebuah
perusahaan korporat untuk jangka waktu panjang dalam rangka mewujudkan visi dan
misi perusahaannya dan diharapkan mampu memenangi persaingan pasar sehingga
tetap eksis bahkan semakin maju.
2. Penyusunan dan Penetapan Strategi
Korporasi
Suatu korporasi atau perusahaan menetapkan strategi
sebagai dasar pembentukan suatu rencana induk yang lengkap untuk menggambarkan
arah bagaimana suatu korporasi akan dapat mencapai misi dan tujuannya. Strategi
yang ditetapkan adalah dalam rangka untuk memaksimalkan keunggulan bersaing dan
meminimalkan kerugian atau risiko bersaing. Maka penyusunan strategi haruslah
diperhatikan perlunya penekanan pada core-business perusahaan. Core
disini diartikan sebagai pelanggan-pelanggan perusahaan yang sangat punya nilai
atau value.[5]
Strategi korporasi pada dasarnya menetapkan tindakan aksi
yang diambil suatu perusahaan, dalam upaya mendapatkan keunggulan bersaing
dengan memilih dan memanajemen kelompok bisnis yang berbeda serta bersaing
dalam berbagai produk pasar yang berbeda.
Lebih lanjut Sofjan Assauri menyatakan bahwa Strategi korporasi
menekankan pada 3 pokok permasalahan utama, yaitu strategi pengarahan, analisis
portofolio, dan strategi parenting. Perusahaan yang menjalankan bisnis
dalam suatu industri yang berkembang, haruslah dapat menjaga kelangsungan usaha
atau bisnisnya. Maka perlu sebuah formulasi strategi pertumbuhan yang tepat,
dengan memperhatikan dan menganalisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,
peluang, sumber-sumber daya strategik, serta budaya perusahaan.
Pada perusahaan kategori tunggal, ia memanfaatkan kompetensi
intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut. Sedangkan pada
perusahaan diversifikasi memanfaatkan sinergi operasi antar bisnis yang
didasarkan pada kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya umum. Tetapi
pada perusahaan dengan diversifikasi tidak berhubungan atau konglomerat tumbuh
khususnya melalui akuisisi.[6]
Dimana kompetensi inti yang dimaksud disini adalah kemampuan yang digunakan
oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai
signifikan bagi pelanggan.
Ada tiga aspek
utama dalam strategi korporat yang terdiri dari, yaitu:
a. Strategi Penentuan Arah
Strategi penentuan arah terdiri dari tiga strategi yaitu:
1) Strategi-Strategi Bertumbuh ( growth strategies)
yaitu:
a) Konsentrasi (concentration)
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis
yang dimiliki perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama
strategi kosentrasi yaitu:
1. Pertumbuhan Vertikal
Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mngambil ahli
fungsi yang dilakukan oleh pemasok/ supplier atau oleh
distributor/pengecer. Dengan cara ini, diharapkan perusahaan dapat lebih
efisien, karena biaya berkurang dan bisa mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi
tersebut (misalnya mutu yang terjaga).
2. Pertumbuhan Horizontal
Perumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas
produk-produk ke area geografis yang baru, dan/atau menambah rentang produk dan
jasa yang ditawarkan pada pasar (namun produknya masih sejenis).[7]
b) Diversifikasi (diversification)
Selain integrasi, untuk tumbuh perusahaan dapat melakukan
diversifikasi. Diversifikasi dilakukan saat perusahaan berada pada industri
yang telah terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan
diversifikasi perusahaan berpeluang tumbuh mnenjadi lebih besar lagi. Ada dua
jenis utama strategi diversifikasi, yaitu:
1.
Diversifikasi Terkonsentrasi
Pertumbuhan dengan
diversifikasi ini berarti perusahaan mengembangkan usaha-usahanya pada bisnis
yang terkait dengan bisnis utama perusahaan. Biasanya ini bisa dilakukan
perusahaan karena kondisi internal perusahaan sangat kuat, misalnya kondisi financial
perusahaan sangat kuat.
2.
Diversifikasi Konglomerat
Perusahaan yang merasa industri
yang terkait dalam bidang bisninya sudah tidak menarik lagi, maka ia masuk ke
bisnis yang sama sekali tidak ada kaitan dengan bisnis intinya.
2) Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan kelompok strategi korporasi
yang berusaha untuk mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan perusahaan
korporasi dalam lingkungan yang dapat diprediksi dan masuk akal. Pemilihan
strategi stabilitas akan sangat bermanfaat dalam jangka waktu pendek, tetapi
akan sangat berbahaya jika terus diberlakukan untuk jangka panjang.[8]
Perusahaan kadangkala lebih menyukai suasana stabil dibandingkan
harus tumbuh. Artinya, tidak melakukan perubahan-perubahan mendasar dari
operasinya saat itu. Pilihan ini masuk akal bila kondisi lingkungan perusahaan
sulit diprediksi, atau diprediksi tidak tumbuh karena situasi makronya, seperti
perekonomian, permintaan dari pasar sedang kurang. Ada berapa pilihan dari strategi
ini yaitu:
a. Pause/istirahat dan waspada
Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan
yang pesat, dan hanya melakukan perubahan-perubahan yang kecil.
b. No change/tanpa perubahan
Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap
melakukan strategi yang telah dijalankan.
c. Profit strategi/laba
Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa yang
telah dijalankan, ditengah kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin
bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi belum tentu
memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.[9]
3) Strategi Penciutan atau Penghematan
Strategi penciutan merupakan strategi korporasi untuk
mengurangi tingkat kegiatan perusahaan agar dapat diupayakan berubah ke keadaan
profitabilitas. Strategi penciutan dipilih untuk dijalankan, bila perusahaan
mempunyai posisi atau kedudukan bersaing yang lemah untuk seluruh atau beberapa
lini produknya, sehingga hal ini mengakibatkan hasil kinerja perusahaan tidak
baik atau buruk, yang terlihat dari penjualan perusahaan yang terus menurun dan
laba mengarah pada rugi.
Strategi penciutan dimaksudkan untuk memberikan beban
kewajiban dengan sejumlah tekanan bagi upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Ada empat pilihan
strategi yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan penghematan yaitu:
a.
Turnaroud strategy
Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan efisiensi.
Biasanya kondisi perusahaan belum tentu parah dan ada kemungkinan untuk bisa
diselamatkan.
b.
Captive strategy
Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dianggap tidak
penting. Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali
normal ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang
terlibat.
c.
Sell-out/ divestment
Keadaan perusahan yang semakin parah, dengan menjual
saham yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan yang membeli saham tersebut
dapat memperbaiki keadaan perusahaan
d.
Bankruptcy/ liquidation
Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada
kewajiban-kewajiban yang dapat dihindarkan oleh perusahaan.
Dalam strategi bisnis portofolio bisnis, pimpinan puncak
perusahaan memandang lini-lini produk dan unit-unit bisnis sebagai suatu
rangkaian investasi dari portofolio investasi yang dapat diharapkan memberikan
hasil menguntungkan atau profittable return. Lini produk dan unit-unit bisnis
yang dijalankan sebagai suatu portofolio investasi dengan pertimbangkan yang
cermat oleh pimpinan puncak perusahaan, akan dapat menjamin hasil keuntungan
yang besar dari investasi perusahaan.[11]
Strategi portofolio perusahaan dengan beberapa produk
atau unit bisnis harus memperhatikan yaitu:
1. Beberapa banyak waktu, uang, dan sumber daya lainya yang
harus digunakan untuk satu produk/unit bisnis tertentu.
2. Seandainya ada produk/bisnis yang tidak sukses, berapa
banyak pula sumber daya yang akan dilibatkan.
Jadi pada dasarnya strategi portofolio adalah strategi
pengelolaan seluruh unit bisnis yang ada.
Kelebihan dan Kekurangan Analisis Portofolio
Kelebihan Analisis Portofolio
1. Mendorong para eksekutif melakukan evaluasi atas
masing-masing bisnis dan membuat sasaran serta alokasi atas setiap sumber daya.
2. Mendorong para manajer atau pimpinan perusahaan
mengevaluasi data eksternal yang terkait dengan perkembangan bisnis.
3. Bisa menggunakan isu arus kas untuk ekspansi dan tumbuh.
4. Grafisnya bisa memfasilitasi kita untuk komunikasi
sehingga dengan mudah melihat atau membaca situasi bisnis dan posisi
perusahaan.
Kelemahan Analisis Portofolio
1. Sulit untuk merumuskan pasar atau segmen bagi satu
bisnis/produk.
2. Strategi yang dihasilkan standar, kadang-kadang tidak
bisa sesuai dengan peluang yang ada.
3. Daya industri kadang-kadang tidak jelas, data dan
informasi yang dimiliki terlalu terbatas, misalnya di Indonesia data dan
informasi industri yang akurat dan mutakhir cenderung sulit diperoleh.
c. Korporat Parenting
Analisis portofolio hanya memperhatikan bagaimana sumber
daya dialokasikan pada unit bisnis/produk dan melihat daya tarik pasar. Satu
yang dilupakan adalah bagaimana sinergi antarunit bisnis/produk, dengan
kemampuan perusahaan induk (Korporat). Konsep Korporat parenting melihat hal
ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan induk (paret company) dalam
hal ini kantor pusat Korporat memegang peranan penting. Langkah-langkah untuk
melihat parenting strategis adalah:
1. Perhatikan dan amati faktor strategi dari setiap unit
bisnis itu.
2. Perhatikan dan amati di bagian yang bisa ditingkatkan.
3. Analisis bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan
induk sesuai dengan perusahaan yang diamati.
Senada dengan pernyataan diatas, pada sumber lain juga
terdapat beberapa alternatif strategi berikut juga bisa dipilih menjadi
strategi korporasi diantaranya :
a. Diversifikasi bisa dengan melakukan akuisisi
b. Aliansi dengan metode ekuitas yakni dengan melakukan
merger, dan joint venture
c. Aliansi dengan metode non ekuitas.
Merger dan
akuisisi sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan korporasi untk
meningkatkan kemampuan dalam upaya menciptakan nilai yang lebih untuk seluruh
stakeholders, termasuk pemegang saham. Merger dimaksudkan sebagai strategi pengeintegrasian
kegiatan pengoperasian dua perusahaan atas dasar nilai yang sama secara
relatif. Hal ini bertujuan untuk konsolidasi atau kombinasi dari satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Sedangkan akuisisi yaitu pengambilan seluruh
pengendalian oleh perusahaan yang mengakuisisi target.
3. Kompetensi inti dan
diversifikasi korporat
Perusahaan dengan diversifikasi berhubugan mampu mencapai
kinerja tertinggi dikarenan dapat mentrasfer kompetensi inti dari satu unit
bisnis ke unit bisnis lainnya dibandingkan dengan kinerja industri tunggal yang
berada dibawah perusahaan diversifikasi. Sehingga potensi keberhasilan
perusahaan diversifikasi lebih tinggi daripada perusahaan tunggal.[13]
Jenis strategi korporat
|
Perusahaan dengan industri tunggal
|
Perusahaan dengan industri saling berhubungan
|
Perusahaan dengan industri tidak saling berhubungan
|
Penyajian strategi dalam gambar
|
|||
Fitur yang membedakan
|
Bersaing hanya
Dalam satu industri
|
Membagi kompetensi inti
Secara lintas unit
bisnis
|
Merupakan perusahaan yang
memiliki otonomi penuh di pasar yang sangat berbeda
|
Contoh
|
Aqua
|
Indofood
Unilever
PT. Garuda
|
Astra Internasional
|
Tabel 1. Contoh Strategi tingkat korporat
Iktisar dari tiga strategi generik[14]
B.
STRATEGI UNIT BISNIS
Strategi unit
bisnis tergantung pada dua aspek yang saling berhubungan, yaitu misi dan
keunggulan kompetitifnya.[16]
a. MISI
Misi berkaitan
dengan tujuan keseluruhan sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang
paling tepat bagi berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat
perangkat yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest)
dan divestasi (divest).
Misi bangun menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar,
bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. Sedangkan misi
pertahankan ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi
persaingan. Namun pada misi panen, kebalikan dari misi bangun, dimana misi ini
mempunyai tujuann memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas bahkan dengan
mengorbankan pangsa pasar. Dan misi terakhir ini yaitu divestasi meunjukkan
suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-lahan
atau penjualan segera.[17]
Untuk
menerapkan strategi secara efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang
dipilih dengan jenis-jenis pengendalian yang digunakan.
Misi
pengendalian yang sesuai dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini :
1) Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang
dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang dan jangka
pendek yang mereka buat.
2) Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara
sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian
secara efektif dan membuat trade off jangka pendek dan jangka panjang yang
memadai.
C.
KEUNGGULAN KOMPETITIF UNIT BISNIS
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk
memformulasikan strategi pencapaian peluang profit melalui maksimalisasi
penerimaan dari investasi yang dilakukan. Setiap unit bisnis harus dapat
mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Sekurang-kurangnya
ada dua prinsip pokok yang perlu dImiliki perusahaan untuk meraih keunggulan
kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.[19]
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik
sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Memilih
pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan
ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis karena tiga alasan :
Pertama,
inovasi produk lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini disebabkan
karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan eklusifikasnya
yang memerlukan inomvasi produk lebih besar. Sementra unit bisnis yang berbiaya
rendah, dengan penekanan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih memilih
untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.
Kedua, unit bisnis
biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk yang sempit guna
meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala
ekonomi. Unit bisnis diferensiasi dipihak lain cenderung mempunyai kelompok
produk yang lebih luas guna menciptakan keunikan.
Ketiga,
unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat
komoditas, dan produk2 lini sukses semata-mata karena memiliki harga yang lebih
rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi, produk unit bisnis
diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang bahwa produk tersebut
menawarkan keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.[20]
Pendekatan pada diferensiasi produk meliputi loyalitas
merk, pelayanan pelanggan yang unggul, jaringandealer, desain produk dan fitur
produk dan teknologi. Sedangkan pada cara generik yang kedua, biaya rendah
diterapkan berdasarkan pendekatan skala ekonomis dalam produksi, pengendalian
biaya yang ketat, dan minimalisir biaya.
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis
yaitu: analisis industri (industry analysis) dan analisis rantai nilai (value
chain analysis). Sebagai bantuanndalam mengembangkan keunggulan kompetitif
yang lebih superior dan berkesinambungan.
1. Analisis industri
Penelitian menguangkapkan peran penting yang mainkan oleh
kondisi industri dalam kinerja perusahaan individu. Menurut porter struktur
industri harus dianalisis yang terkait dengan kekuatan kolektif dari lima
kekuatan persaingan yaitu:
a. Intesitas persaingan diantara para persaing yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan secara lansung
adalah pertumbuhan industri, perbedaan produk, jumlah dan keanekaragaman
pesaing, tingkat biaya tetap, kapasitas intermitan yang berlebihan dan kendala
untuk keluar dari industri.
b. Daya tawar pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli adalah jumlah
pembeli, biaya peralihan pembeli, kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan
kembali, dampak produk dari unit bisnis pada biaya total pembeli.
c. Daya tawar pemasok
Faktor yang mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah
pemasok, kemampuan pemasok untuk melakukan integrasi kedepan, kehadiran input
subsitusi.
d. Ancaman dari barang subsitusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah harga/kinerja
relatif barang subsitusi, biaya peralihan pembeli dan kecendrungan pembeli
untuk menggunakan barang subsitusi.
e. Ancaman pendatang baru yang masuk industri.
Superior
|
[2] Anthony dan Vijay G., “Management Control System Edisi 11, Buku 1”
(Jakarta : Salemba Empat, 2005 ) hal. 66
[3] Suwinto Johan, “Implementasi Strategi Bisnis dan Korporasi melalui
Merger dan Akuisisi” Vol 3 No.1/2011, hal. 71 [diakses pada tanggal 10
maret 2015]
[7] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. (Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada, 2011). Hal 132-134
[14] Anthony dan vijay G., .... Hal. 70 (dimodifikasi dengan pemberian contoh
perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
[19] Nur Afianti Fajriyan dkk, Keunggulan kompetitif daam kewirausahaan (UNIVERSITAS
BRAWIJAYA, 2013) hal. 6 (diakses 09 maret 2015)
Langganan:
Postingan (Atom)