Rabu, 15 April 2015

peredaan beban dan biaya

dalam pembelajaran akuntansi,, kita akan berhadapan dengan jurnal,, seringkali akun-akun yang digunakan memiliki nama-nama yang disamakan,, atau dengan sederhananya penggunaan dua kata untuk satu akun,, seperti beban dan biaya. terkadang kita mencatat sebagai biaya, dan terkadang beban. apakah keduanya sama ? apakah cost dan expence itu sama...?

jawabannya tentu :
 sama  karena beban dan biaya merupakan pos-pos yang menimbulkan pengeluaran kas bagi perusahaan baik dibayarkan saat ini maupun akan datang


expense dan cost berbeda karena perlakuannya terhadap pengeluaran yang dilakukan perusahaan. 
KALAU BEBAN ITU MERUPAKAN AKUN YANG DIGUNAKAN APABILA PENGORBANAN EKONOMIS DILAKUKAN KARENA DITERIMANYA SUATU JASA ATAU MANFAAT DARI ORANG LAIN. CONTOH, BEBAN GAJI,, IA MENJADI BEBAN KARENA SUDAH MANFAAT JASA DARI KARYAWAN SUDAH IA GUNAKAN, IA TERIMA. 

TETAPI BIAYA TERJADI KARENA ADANYA PENGORBANAN YANG DILAKUKAN SEBELUM MENERIMA, MEMANFAATKAN SUATU BARANG/JASA, ATAU BENTUK LAINNYA. contoh : biaya iklan, 

semoga bermanfaat,,
SOAL-SOAL AKUNTANSI

CSR ATAU Pertanggungjawaban sosial perusahaan

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Corporate Responsibility
Dilihat dari asal katanya, Corporate Social Responsibility  berasal dari literatur etika bisnis di Amerika Serikat dikenal sebagai Corporate Social Responsibility atau Social Responsibility Of Corporation. Secara umum istilah CSR diterjemahkan menjadi tanggung jawab sosial perusahaan. Kata Corporate dipahami sebagai perusahaan besar. Sedangkan perusahaan merupakan badan hukum yang didirikan untuk melayani kepentingan umum disamping keuntungan. (Achmad Daniri dalam jurnal Nancy S. Haliwela)
Menurut Darwin (2004) Corporate  Responsibility adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeolders, yang melebihi tanggung  jawab organisasi dibidang hukum. (Rachmawati, 2012 :   )
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang  Perseroan Terbatas,  tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta  dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
The World Business Council for Sustainable Devolopment (WBCSD) mendefinisikan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat, baik dari segi bisnis maupun untuk pembangunan. (Nancy S. Haliwela, 2011)
Lebih lanjut, Nancy S. Haliwela, mengatakan CSR sebagai bentuk tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap stakeolders. Dalam pengertian terbatas tanggung jawab sosial suatu perusahaan dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum, seperti tanggung jawab sosial bisnis. Sedangkan secara luas, Corporate Social Responsibility dipahami sebagai konsep yang lebih manusiawi, yang menjunjung tinggi moralitas. Setiap perusahaan menentukan sendiri bentuk tanggung jawab sosial yang akan dilakukannya sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut. (2011)
Tanggung  jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, pertisipasi perusahaan pada pembangunan lingkungannya. (Ernie Tisnawati dan Kurniawan, 2005:76)
Jadi, dari beberapa definisi yang diungkapkan diatas, penulis menyimpulkan bahwa Corporate Responsibility atau tanggung jawab perusahaan yaitu  mekanisme sebuah perusahaan berbentuk komitmen bisnis yang diintegrasikan melalui perhatian dan pemberian  kontribusi perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sebagai bentuk partisipasi perusahaan (dunia bisnis) untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

B.     Sejarah Corporate Responsibility
Wacana  CSR  mulai berkembang dalam dekade 1980-1990.  Konsep Social Responsibility lahir di Brazilia tahun 2002 ketika adanya pertemuan Johannesburg yang dihadiri pemimpin dunia. (jurnl)
Konsep Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Resposibility) telah disahkan oleh DPR RI tanggal 20 juli 2007 yang terbukti dengan ditetapkannya  Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
 Rahmawati (tahun : 179) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility  atau tanggung jawab sosial perusahaan yang sebelumnya merupakan suatu hal yang bersifat sukarela berubah menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan. Hal ini dapat kita ketahui dari  pasal 66 angka 2 C UUPT berbunyi  :
Tanggung jawab dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Dalam buku yang sama dinyatakan oleh Hackston dan Milne (1996) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus ang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. (Rachmawati, Tahun, 181)

C.    Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Beberapa pandangan yang diungkapkan oleh M. Taufik Amir (2011)
dalam bukunya Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi diantaranya :
1.      Pandangan Tradisional
Membicarakan tanggung jawab perusahaan ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi landasan perusahaan-perusahaan dalam menjalankan praktik tanggung  jawab sosial. Ada pihak yang mengatakan bahwa urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja. Menurut Friedman dalam buku M. Taufiq Amir bahwa hanya ada satu tanggung jawab social perusahaan, yaitu menggunakan sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang biasa mendapatkan dan meningkatkan laba perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan bersaing bebas tanpa kecurangan. (2011:266)
Lebih jelas M. Taufik Amir menjelaskan bahwa pandangan ini sekaligus menyiratkan bahwa upaya perusahaan motifnya bukan ekonomi (misalnya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar), suatu saat perusahaan bias memiliki kemungkinan merugi karena meningkatnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
2.      Pandangan Sosioekonomi
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kalangan bisnis selayaknya memiliki tanggung jawab lebih. Ada empat pokok pikiran dari pandangan ini, yaitu:
a.       Tanggung jawab perusahaan lebih dari sekedar menciptakan laba, yaitu perusahaan juga terlibat untuk urusan menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
b.      Perusahaan pada dasarnya bukan pihak independen yang hanya bertanggung jawab kepada pemegang sahamnya.
c.       Perusahaan seharusnya memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat yang lebih luas, baik untuk urusan sosial, hukum, dan berbagai masalah perpolitikan.
d.      Perusahaan haruslah melakukan hal-hal yang baik dan benar dan bermanfaat bagi masyarakat dalam menjalankan usahanya.


Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) memiliki beberapa pandangan dilihat dari segi mendukung atau tidaknya penerapan CSR oleh beberapa pihak yaitu adanya pro dan kontra. Artinya, adanya pendangan yang mendukung konsep ini dan ada yang menolak untuk menerapkan konsep tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Wibisono (2008) corporate responsibility memiliki kemanfaatan untuk meningkatkan reputasi perusahaan, menjaga image dan strategi perusahaan. Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif terhadap tanggung jawab sosial. Karena ada manfaat jangka panjang bagi semua pihak, diantaranya: (Ernie & Kurniawan, 2005 :81)
1.      Bagi Perusahaan
Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan dilingkungannya. Selain itu perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat, sehingga perusahaan akan lebih mudah menawarkan atau memasarkan produk kepada masyarakat.
2.      Bagi Masyarakat
Yaitu adanya kepentingan masyarakat yang diperhatikan oleh perusahaan, timbulnya pandangan baru dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis yang bersifat kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang lebih baik.
3.      Bagi Pemerintah
Pemerintah pada akhirnya mendapatkan partner pada meujudkan tatanan masyarakat yang lebih baik karena, pemerintah sebagai pihak legitimasi. Artinya sebahagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
            Manfaat program CSR bagi pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan kalau dilaksanakan secara sistematis, terintegrasi dan berkesinambunga, agar program-program CSR bisa tepat sasaran dan dapat dipantau tingkat efektivitas dan kinerjanya. (Nancy S.Haliwela, 2011)
            Lebih jauh M. Taufik Amir (2011:269) menyatakan manfaat-manfaat CSR dapat menjaga kelanggengan operasi perusahaan di masa depan. Misalnya soal citra perusahaan pada publik. Dengan citra yang baik, perusahaan bisa menjadi tempat pilihan untuk bekerja bagi karyawan-karyawan yang bertalenta baik, menjadi suatu kepercayaan yang baik bagi rekan bisnis termasuk investor.
            Jadi, dari beberapa penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa manfaat dari Corporate Social Responsibility ini sangat berpengaruh besar terhadap perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Secara khusus, bagi perusahaan yang mendukung CSR ini cenderung memperoleh manfaat yang lebih besar dari program CSR baik secara jangka pendek, maupun jangka panjang, langsung maupun tidak langsung.

A.    Hubungan Corporate Social Responsibility, Kinerja dan Manajemen Laba
Menurut Dahlia dan Siregar (2008) dalam buku Rahmawati menemukan bahwa aktivitas CSR terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tetapi tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan. (tahun)
Sementara Belkaouni (2006) dalam buku yang sama menjelaskan bahwa disiplin akuntansi merespon perkembangan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Terdapat sembilan program kerja yang dapat dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR yaitu :
1.      Employee Programs
Karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan, sehingga tidak mengejutkan jika perusahaan sangat memperhatikan pengembangan kompetensi dan kesejahteraan karyawan. Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan perli diperluas bukan hanya dari sisi jaminan kesehatan dan keselamatan tetapi perlu adanya perluasan program seperti pemberian pelatihan dan pengembangan kerja, pembrian kompensasi. (Veithzal Rivai & Ella Jauvani S, 2013 : 741)

2.      Community and Broader Society
Mayoritas perusahan memiliki aktivitas dalam area ini, salah satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat yang intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
3.      Environtment Programs
Progaram yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan misalnya dengan menghasilkan produk yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan, membuat sumur resapan, dan penyaluran limbah dengan baik.
4.      Reporting and Communication Programs
Perusahaan mengeluarkan atau melaporkan hasil kegiatan CSRnya melalui annual CSR report sehingga terdapat bukti riil partisipasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
5.      Governance or Code of Conduct Programs
Perusahaan menitikberatkan kegiatan sosial yang dilakukan berdasrkan sistem yang diatur oleh pemerintah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana stakeholder, pemerintah masyarakat, dan dunia usaha dapat membuat regulasi atau ketentuan yang disepakati bersama untuk mengefektifkan program CSR. Hal ini berarti diperlukan UU untuk mengatur CSR pada level makro seperti sasaran progaram CSR, standar penilaian keberhasilan program, dan koordinasi dengan pihak terkait.
6.      Stakeholder Engagement Programs
Upaya menciptakan “effective engagement program” sebagai kunci utama untuk mencapai kesuksesan strategi CSR dan sustainability strategy.
7.      Supplier Programs
Pembinaan hubungan yang baik atas dasar kepercayaan, komitmen, pembagian informasi antara perusahaan dengan mitra bisnisnya, misalnya melalui pengelolaan rantai pasokan atau jejaring bisnis.

8.       Customer/Product Stewardship Programs
Perusahaan harus memperhatikan terhadap keluhan konsumen dan jaminan kaulitas produk yang dihasilkan perusahaan.
9.      Shareholder Programs
Program peningkatan “share value” bagi shareholder, karena shareholder merupakan prioritas bagi peruusahaan.
Lina Anatan. Corporate Social Responsibility: Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia.Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranata. Tanpa tahun [diakses tanggal 13 Mei 2014]
M. Taufik Amir. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. (Jakarta : Rajawali Press)
Nancy S. Haliwela. Tinjauan Hukum Tanggung Jawab Sosil. Jurnal Sasi Vol. 17 No. 4 Bulan Oktober – Desember 2011 [diakses tanggal 13 Mei 2014]
Rachmawati.
Siska Sugiarti dan Nur Fajrih Asyik. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Pengungkapan Informasi dan Komitmen. Jurnal umum dan riset akuntansi Vol. 1 No. 2 Maret 2013 [diakses tanggal 13 Mei 2014]
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala. 2013. Manajemen Sumber daya Manusia bagi Perusahaan : dari Teori ke Praktik. (Jakarta : Rajawali Press)

Senin, 13 April 2015

CONTOH PRAKTEK PENYELENGGARAAN JENAZAH

nah,,, teman semua pasti bisa nebak ,, ayoo?? saya dan teman teman lagi praktek penyelenggaraan sholat jenazah,,

dan yang dah dibungkus kain kafan itu bnar2 manusia lho,,, tetapi belum yang udah mniggal alias jnazah,, tapii salah satu rekan kita,, yang ditunjuk dosen . heheee nggak kebayang deh,, serunya. berikut kita tampilkan proses nya ok>>>!

1. mandikan jenazah
sambil dosen menjelaskan cara2 memandikan,, teman saya udah cobain lgsg tuh,, semua anggota badan dibersihkan, pake sabun ya. tentunya diutamakan yang memandikan itu  keluarga dekat,dan disesuaikan dengan jens  klmin nya.

2. kafani donk mayyit nya..
untuk almarhumah,, menggunakan lima helai kain kafan,, yaa kalo laki2 ckup 3 lapis aj. nah hati-hati jgn mpe ngga tertib memakaikan pakaianny ya.letak masing2 lapis juga disesuaikan dengan tinggi badan alm/almrhmh. kalo untuk almarhumah, pasang kerudung dlu sebelum baju, sampai terakhir lapisan kelima, tuh caranya diatas,,

habis dikafani,,, bukannya disholatkan, malahan diajak foto bareng,, kereen !! hehee.. 
si mayat hanya bisa pasrah,, meski difoto,, tapi wajah cantiknya nggak kelihatan,,, :D

fiqh kontemporere perbedaan inseminasi dan cloning

salam pengetahuan dulu ya,,,:)
kali ini saya akan berbagi pemahaman yang mudah dimengerti dan tidak berbelit-belit nih,, tentang perbedaan inseminasi buatan dengan kloning. kalau persamaan nya juga boleh deh,,
tulisan ini saya post dari ulasan dosen atas diskusi perkuliahan,, baru-baru ini,,

PERBEDAAN :

INSEMINASI BUATAN ITU,, PEMBUAHAN (SPERMA DAN SEL TELUR) NYA DILAKUKAN LANGSUNG DALAM RAHIM WANITA. ALTERNATIF PROSES BISA MELALUI HUBUNGAN BADAN LANGSUNG ATAU TIDAK. KEGIATAN INI MASIH BISA DIBENARKAN WALAUPUN ADA SYARAT KEBUTUHAN UNTUK MEMILIKI KETURUNAN YANG TERLALU DIINGINKAN. INGAT YA,, DIBENARKAN DENGAN SYARAT DARURAH.

TETAPI KALAU KLONING PEMBUAHAN TERJADI DILUAR RAHIM,, CARANYA SPERMA DAN SEL TELUR DIPERTEMUKAN DAN DIPINDAHKAN KEDALAM TABUNG (tentunya nggak mungkin ada dalam rahim,,, alias di luar rahim donk ...:) ) DAN SETELAH ZIGOT BERKEMBANG ATAU DIANGGAP MATANG MAKA SELANJUTNYA DIPINDAHKAN KEMBALI KE DALAM RAHIM MELALUI ALAT MEDIS ATAU SEJENISNYA. DAN JANIN TUMBUH DAN BERKEMBANG DALAM RAHIM , HAL INI MASIH BISA DIBENARKAN DENGAN ALASAN DARURAH. 

KEDUA TINDAKAN INI DIPERSELISIHKAN TERKAIT PIHA-PIHAK YANG TERLIBAT LAKI-LAKI DAN WANITA, APAKAH STATUS SUAMI ISTRI ATAU TIDAK. 

nah,, sebenarnya ada rangkuman lebih lengkap ,, tapi kapan-kapanlah saya post ke anda semua ya,, semoga bermanfaat,, :)

Jumat, 10 April 2015

penerapan laporan keuangan sektor publik di Indonesia

Pada dasarnya laporan keuangan sektor publik muncul karena adanya tuntutan akuntabilitas kinerja yang harus dilaporkan oleh sebuah organisasi publik. Rangkaian proses akuntansi pada organisasi sektor publik memiliki peran penting untuk menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban organisasi publik kepada pihak-pihak terntentu. Sebagaimana dipertegas oleh Mardiasmo (2009:143) bahwa laporan keuangan merupakan komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Menurut LAN dan BPKP seperti yang dikutip Urip Santoso dan Yohanes J.P (2008) akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Saat sekarang ini di Indonesia dapat dikatakan bahwa penerapan laporan keuangan sektor publik menunjukkan kondisi lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya. Adapun tahap-tahap perkembangan penerapan laporan keuangan sektor publik sejak tahun 1990an hingga sekarang dibagi menjadi 2 periode :
1.      Masa Orde Baru
Organisasi sektor publik di Indonesia selama lebih kurang 50 tahun (1950-2000an) diperlakukan sebagai sektoral ekonomi. Perlakuan ini berakibat fokus manajerial tidak tertuju pada penataan organisasi sektor publik, namun lebih kepada penataan arus program dan anggaran. Dampak dari konsep ini Indonesia mampu memaksimalkan pendapatan. Namun adanya kancah kepentingan dan penguasa (Indra Sebastian, 2006:6) tetap berdampak terhadap pelaporan keuangan yang tidak jujur dalam unit pemerintahan.
Seiring perkembangan pemikiran akuntansi, serta fenomena-fenomena organisasi peblik yang terjadi maka tanggal 23 Desember 1997 terbitlah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 tentang Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. namun ini belum tepat untuk diberlakukan pada organisasi pemerintahan. Penerapannya pun masih dalam tahap sangat sederhana dan butuh penyesuaian oleh organisasi nirlaba.

2.      Masa reformasi (Pelaksanaan Otonomi Daerah)
Indra Sebastian (2006:8) mengatakan perkembangan dunia politik dan globalisasi memberikan dampak bagi sektor publik termasuk pemerintahan Indonesia. Lebih lanjut dikatakan bahwa perubahan pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi menciptakan paradigma baru untuk membangkitkan sektor publik. Hal ini juga didukung dengan berbagai Undang-Undang Otonomi Daerah yang membuka peluang semakin dibutuhkannya transparansi dan akuntabilitas kinerja dari suatu pemerintahan. Sebagai organisasi publik, kualitas laporan keuangan harus mengarah kepada standar yang ditetapkan.
Perkembangan otonomi daerah berdampak pada akuntansi sektor publik bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, DPRD, dan pihak-pihak yang menjadi stakeholders pemerintah daerah.
Penerapan laporan keuangan di Indonesia semakin menunjukkan kondisi yang lebih baik sejak disahkannya regulasi berupa Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan dalam UU. No. 24 tahun 2005 dan digantikan dengan UU. No. 71 Tahun 2010 tentang pelaksanaan model akuntansi accrual basis yang sebelumnya masih cash basis.

Secara umum, lahirnya berbagai regulasi dan standar akuntansi tersebut diatas mengindikasikan bahwa penerapan akuntansi sektor publik di Indonesia mendapatkan perhatian hukum dan para pemimpin Negara. Penerapan akuntansi sektor publik yang sesuai dengan standar diharapkan dapat menciptakan laporan keuangan yang berkualitas dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang maksimal.
Untuk menilai tingkat penerapan dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan sektor publik, beberapa penelitian dilakukan dan hasilnya pun memberikan kontribusi bagi pengguna laporan keuangan maupun masyarakat umum untuk mengetahui fenomena dan dampak dari suatu laporan keuangan sektor publik termasuk organisasi-organisasi pemerintahan.  kenyataannya dalam praktik, Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, Mardiasmo berpendapat bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik. (Urip Santoso dan Yohanes J.P, 2008:51)
Meskipun banyak kendala, namun Bambang Pamungkas (2012) dalam penelitiannya tetap menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi keuangan sektor publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah. Sehingga dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam hal memberikan informasi pertanggungawaban mengenai fungsi, tujuan dan objek pengeluaran.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa di Indonesia, laporan keuangan untuk sektor publik saat ini telah diterapkan dalam berbagai instansi publik termasuk pemerintah. Penerapan tersebut adalah untuk mengukur akuntabilitas kinerja organisasi. Selain itu adanya standar akuntansi untuk organisasi publik dan peraturan perundang-undangan menjadi regulasi resmi dan pedoman bagi organisasi publik untuk melaporkan kegiatannya selama periode tertentu. Sehingga pelaporan keuangan semakin berdaya guna dan dapat diperbandingkan.

semoga bermanfaat dan dapat dikembangkan,, :)




Selasa, 24 Maret 2015

strategi korporat,unit bisnis dan keunggulan kompetitif


BAB II
PEMBAHASAN



A.    STRATEGI KORPORAT
1.      Pengertian Strategi Korporat/Korporasi
Pada dasarnya korporasi adalah suatu organisasi perusahaan yang telah berdiri dan beroperasi menjalankan aktivitas kepengusahaan dalam satu atau beberapa bidang bisnis. Dengan demikian suatu korporasi berupaya terus mengembangkan satu bisnis atau beberapa bisnis yang ada dalam perusahaannya.  Dalam rangka upaya untuk menumbuhkembangkan bisnis perusahaan didalam korporasinya, maka suatu korporasi menetapkan arah pengembangannya yang dikenal dengan strategi korporasi.[1]
Sebelum membahas strategi korporat, terlebih dahulu dijelaskan pengklasifikasian perusahaan yang dibagi menjadi tiga kategori; perusahaan dengan kategori industri tunggal (beroperasi dalam satu lini bisnis),  perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan (beroperasi dalam beberapa industri) dan perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan (beroperasi dengan hubungan antara unit-unit bisnis murni financial)[2] seperti yang terlihat pada Gambar I. Ketiga kategori tersebut dibedakan oleh tingkat diversifikasi yang berhubungan dengan  jumlah industri dimana perusahaan tersebut beroperasi.



Strategi korporat merupakan suatu strategi untuk mengarahkan perusahaan masuk atau keluar dari bisnis, dan untuk menentukan bagaimana suatu perusahaan induk meningkatkan nilai serta memberikan panduan bagaimana memanajemen portofolio bisnis dan arah penciptaan value.
Strategi korporat bisa melakukan pengembangan pasar baru diluar pasar tradisional maupun melakukan pengembangan produk baru melalui backward dan forward integrasi.[3]  Analisis strategi tingkat Korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi.[4]
Forward integrations adalah salah satu strategi yang dirumuskan oleh Porter dimana sintegrasi ini disebut juga integrasi ke hilir yaitu integrasi yang melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu banyak perusahaan berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya (barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan gejala bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia Farma dengan Apotik Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko BATA-nya. Perhatikan pula Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai negara serta keputusan untuk membeli perusahaan fastfood.
Sedangkan backward Integrations meruapakan integrasi Integrasi ke hulu dimana suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Hal ini dibutuhkan karena baik produsen maupun peritel selalu membeli bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi menarik terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Langkah ini dapat disebut sebagai upaya “mengamankan” jalur pasokan perusahaan terhadap kebutuhan dalam rangka proses produksinya. Contoh yang menarik adalah Harian Jawa Pos yang mendirikan pabrik kertas untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan bahan bakunya. Perhatikan pula Gudang garam yang memiliki pabrik kertas rokok di Afrika.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa strategi korporasi merupakan serangkaian perencanaan yang akan diimplementasikan oleh sebuah perusahaan korporat untuk jangka waktu panjang dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaannya dan diharapkan mampu memenangi persaingan pasar sehingga tetap eksis bahkan semakin maju.

2.      Penyusunan dan Penetapan Strategi Korporasi
Suatu korporasi atau perusahaan menetapkan strategi sebagai dasar pembentukan suatu rencana induk yang lengkap untuk menggambarkan arah bagaimana suatu korporasi akan dapat mencapai misi dan tujuannya. Strategi yang ditetapkan adalah dalam rangka untuk memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalkan kerugian atau risiko bersaing. Maka penyusunan strategi haruslah diperhatikan perlunya penekanan pada core-business perusahaan. Core disini diartikan sebagai pelanggan-pelanggan perusahaan yang sangat punya nilai atau value.[5]
Strategi korporasi pada dasarnya menetapkan tindakan aksi yang diambil suatu perusahaan, dalam upaya mendapatkan keunggulan bersaing dengan memilih dan memanajemen kelompok bisnis yang berbeda serta bersaing dalam berbagai produk pasar yang berbeda.
Lebih lanjut Sofjan Assauri menyatakan bahwa Strategi korporasi menekankan pada 3 pokok permasalahan utama, yaitu strategi pengarahan, analisis portofolio, dan strategi parenting. Perusahaan yang menjalankan bisnis dalam suatu industri yang berkembang, haruslah dapat menjaga kelangsungan usaha atau bisnisnya. Maka perlu sebuah formulasi strategi pertumbuhan yang tepat, dengan memperhatikan dan menganalisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, peluang, sumber-sumber daya strategik, serta budaya perusahaan.
Pada perusahaan kategori tunggal, ia memanfaatkan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut. Sedangkan pada perusahaan diversifikasi memanfaatkan sinergi operasi antar bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya umum. Tetapi pada perusahaan dengan diversifikasi tidak berhubungan atau konglomerat tumbuh khususnya melalui akuisisi.[6] Dimana kompetensi inti yang dimaksud disini adalah kemampuan yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai signifikan bagi pelanggan.
Ada tiga aspek utama dalam strategi korporat yang terdiri dari, yaitu:
a.      Strategi Penentuan Arah
Strategi penentuan arah terdiri dari tiga strategi yaitu:
1)      Strategi-Strategi Bertumbuh ( growth strategies)
 yaitu:
a)      Konsentrasi (concentration)
Strategi ini mempertimbangkan bahwa produk atau bisnis yang dimiliki perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh. Ada dua pilihan utama strategi kosentrasi yaitu:
1.      Pertumbuhan Vertikal
Pertumbuhan vertikal dapat dicapai dengan mngambil ahli fungsi yang dilakukan oleh pemasok/ supplier atau oleh distributor/pengecer. Dengan cara ini, diharapkan perusahaan dapat lebih efisien, karena biaya berkurang dan bisa mengawasi sepenuhnya fungsi-fungsi tersebut (misalnya mutu yang terjaga).


2.      Pertumbuhan Horizontal
Perumbuhan horizontal adalah ekspansi perusahaan atas produk-produk ke area geografis yang baru, dan/atau menambah rentang produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar (namun produknya masih sejenis).[7]

b)      Diversifikasi (diversification)
Selain integrasi, untuk tumbuh perusahaan dapat melakukan diversifikasi. Diversifikasi dilakukan saat perusahaan berada pada industri yang telah terkonsolidasi, dan pertumbuhannya menjadi terbatas. Dengan diversifikasi perusahaan berpeluang tumbuh mnenjadi lebih besar lagi. Ada dua jenis utama strategi diversifikasi, yaitu:
1.      Diversifikasi Terkonsentrasi
Pertumbuhan dengan diversifikasi ini berarti perusahaan mengembangkan usaha-usahanya pada bisnis yang terkait dengan bisnis utama perusahaan. Biasanya ini bisa dilakukan perusahaan karena kondisi internal perusahaan sangat kuat, misalnya kondisi financial perusahaan sangat kuat.

2.      Diversifikasi Konglomerat
Perusahaan yang merasa industri yang terkait dalam bidang bisninya sudah tidak menarik lagi, maka ia masuk ke bisnis yang sama sekali tidak ada kaitan dengan bisnis intinya.



2)      Strategi Stabilitas
Strategi stabilitas merupakan kelompok strategi korporasi yang berusaha untuk mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan perusahaan korporasi dalam lingkungan yang dapat diprediksi dan masuk akal. Pemilihan strategi stabilitas akan sangat bermanfaat dalam jangka waktu pendek, tetapi akan sangat berbahaya jika terus diberlakukan untuk  jangka panjang.[8]
Perusahaan kadangkala lebih menyukai suasana stabil dibandingkan harus tumbuh. Artinya, tidak melakukan perubahan-perubahan mendasar dari operasinya saat itu. Pilihan ini masuk akal bila kondisi lingkungan perusahaan sulit diprediksi, atau diprediksi tidak tumbuh karena situasi makronya, seperti perekonomian, permintaan dari pasar sedang kurang. Ada berapa pilihan dari strategi ini yaitu:
a.       Pause/istirahat dan waspada
Perusahaan melakukan jeda setelah mengalami pertumbuhan yang pesat, dan hanya melakukan perubahan-perubahan yang kecil.
b.      No change/tanpa perubahan
Tidak melakukan perubahan apa-apa. Perusahaan tetap melakukan strategi yang telah dijalankan.
c.       Profit strategi/laba
Strategi ini pada dasarnya tidak mengubah apa-apa yang telah dijalankan, ditengah kondisi lingkungan yang merosot. Perusahaan mungkin bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi belum tentu memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.[9]

3)      Strategi Penciutan atau Penghematan
Strategi penciutan merupakan strategi korporasi untuk mengurangi tingkat kegiatan perusahaan agar dapat diupayakan berubah ke keadaan profitabilitas. Strategi penciutan dipilih untuk dijalankan, bila perusahaan mempunyai posisi atau kedudukan bersaing yang lemah untuk seluruh atau beberapa lini produknya, sehingga hal ini mengakibatkan hasil kinerja perusahaan tidak baik atau buruk, yang terlihat dari penjualan perusahaan yang terus menurun dan laba mengarah pada rugi.
Strategi penciutan dimaksudkan untuk memberikan beban kewajiban dengan sejumlah tekanan bagi upaya memperbaiki kinerja perusahaan.  Ada empat pilihan strategi yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan penghematan yaitu:
a.      Turnaroud strategy
Strategi ini lebih menekankan pada peningkatan efisiensi. Biasanya kondisi perusahaan belum tentu parah dan ada kemungkinan untuk bisa diselamatkan.
b.      Captive strategy
Perusahaan mengurangi beberapa fungsi yang dianggap tidak penting. Sementara itu, fungsi lain yang dapat membuat perusahaan kembali normal ditingkatkan efektivitasnya. Apalagi bila ada investor lain yang terlibat.

c.       Sell-out/ divestment
Keadaan perusahan yang semakin parah, dengan menjual saham yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan yang membeli saham tersebut dapat memperbaiki keadaan perusahaan
d.      Bankruptcy/ liquidation
Perusahaan mengajukan pailit ke pengadilan, sehingga ada kewajiban-kewajiban yang dapat dihindarkan oleh perusahaan.

Dalam strategi bisnis portofolio bisnis, pimpinan puncak perusahaan memandang lini-lini produk dan unit-unit bisnis sebagai suatu rangkaian investasi dari portofolio investasi yang dapat diharapkan memberikan hasil menguntungkan atau profittable return. Lini produk dan unit-unit bisnis yang dijalankan sebagai suatu portofolio investasi dengan pertimbangkan yang cermat oleh pimpinan puncak perusahaan, akan dapat menjamin hasil keuntungan yang besar dari investasi perusahaan.[11]
Strategi portofolio perusahaan dengan beberapa produk atau unit bisnis harus memperhatikan yaitu:
1.      Beberapa banyak waktu, uang, dan sumber daya lainya yang harus digunakan untuk satu produk/unit bisnis tertentu.
2.      Seandainya ada produk/bisnis yang tidak sukses, berapa banyak pula sumber daya yang akan dilibatkan.

Jadi pada dasarnya strategi portofolio adalah strategi pengelolaan seluruh unit bisnis yang ada.

Kelebihan dan Kekurangan Analisis Portofolio
Kelebihan Analisis Portofolio
1.      Mendorong para eksekutif melakukan evaluasi atas masing-masing bisnis dan membuat sasaran serta alokasi atas setiap sumber daya.
2.      Mendorong para manajer atau pimpinan perusahaan mengevaluasi data eksternal yang terkait dengan perkembangan bisnis.
3.      Bisa menggunakan isu arus kas untuk ekspansi dan tumbuh.
4.      Grafisnya bisa memfasilitasi kita untuk komunikasi sehingga dengan mudah melihat atau membaca situasi bisnis dan posisi perusahaan.

Kelemahan Analisis Portofolio
1.      Sulit untuk merumuskan pasar atau segmen bagi satu bisnis/produk.
2.      Strategi yang dihasilkan standar, kadang-kadang tidak bisa sesuai dengan peluang yang ada.
3.      Daya industri kadang-kadang tidak jelas, data dan informasi yang dimiliki terlalu terbatas, misalnya di Indonesia data dan informasi industri yang akurat dan mutakhir cenderung sulit diperoleh.

c.       Korporat Parenting
Analisis portofolio hanya memperhatikan bagaimana sumber daya dialokasikan pada unit bisnis/produk dan melihat daya tarik pasar. Satu yang dilupakan adalah bagaimana sinergi antarunit bisnis/produk, dengan kemampuan perusahaan induk (Korporat). Konsep Korporat parenting melihat hal ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan induk (paret company) dalam hal ini kantor pusat Korporat memegang peranan penting. Langkah-langkah untuk melihat parenting strategis adalah:
1.      Perhatikan dan amati faktor strategi dari setiap unit bisnis itu.
2.      Perhatikan dan amati di bagian yang bisa ditingkatkan.
3.      Analisis bagaimana sumber daya yang dimiliki perusahaan induk sesuai dengan perusahaan yang diamati.

Senada dengan pernyataan diatas, pada sumber lain juga terdapat beberapa alternatif strategi berikut juga bisa dipilih menjadi strategi korporasi diantaranya :
a.       Diversifikasi bisa dengan melakukan akuisisi
b.      Aliansi dengan metode ekuitas yakni dengan melakukan merger, dan joint venture
c.       Aliansi dengan metode non ekuitas.
d.      Franchise / waralaba[12]

Merger dan akuisisi sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan korporasi untk meningkatkan kemampuan dalam upaya menciptakan nilai yang lebih untuk seluruh stakeholders, termasuk pemegang saham. Merger dimaksudkan sebagai strategi pengeintegrasian kegiatan pengoperasian dua perusahaan atas dasar nilai yang sama secara relatif. Hal ini bertujuan untuk konsolidasi atau kombinasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lain. Sedangkan akuisisi yaitu pengambilan seluruh pengendalian oleh perusahaan yang mengakuisisi target.

3.      Kompetensi inti dan diversifikasi korporat
Perusahaan dengan diversifikasi berhubugan mampu mencapai kinerja tertinggi dikarenan dapat mentrasfer kompetensi inti dari satu unit bisnis ke unit bisnis lainnya dibandingkan dengan kinerja industri tunggal yang berada dibawah perusahaan diversifikasi. Sehingga potensi keberhasilan perusahaan diversifikasi lebih tinggi daripada perusahaan tunggal.[13]



Jenis strategi korporat
Perusahaan dengan industri tunggal
Perusahaan dengan industri saling berhubungan
Perusahaan dengan industri tidak saling berhubungan


Penyajian strategi dalam gambar























Fitur yang membedakan
Bersaing hanya
Dalam satu industri
Membagi kompetensi inti
Secara lintas unit
bisnis
Merupakan perusahaan yang memiliki otonomi penuh di pasar yang sangat berbeda
Contoh

Aqua
Indofood
Unilever
PT. Garuda
 Astra Internasional
Tabel 1. Contoh Strategi tingkat korporat
Iktisar dari tiga strategi generik[14]







B.     STRATEGI UNIT BISNIS
Strategi unit bisnis tergantung pada dua aspek yang saling berhubungan, yaitu misi dan keunggulan kompetitifnya.[16]
a.       MISI
Misi berkaitan dengan tujuan keseluruhan sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang paling tepat bagi berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat perangkat yaitu bangun (build), pertahankan (hold), panen (harvest) dan divestasi (divest).
Misi bangun menyiratkan tujuan menambah pangsa pasar, bahkan dengan mengorbankan laba jangka pendek dan arus kas. Sedangkan misi pertahankan ini diarahkan pada perlindungan pangsa pasar unit bisnis dan posisi persaingan. Namun pada misi panen, kebalikan dari misi bangun, dimana misi ini mempunyai tujuann memaksimalkan laba jangka pendek dan arus kas bahkan dengan mengorbankan pangsa pasar. Dan misi terakhir ini yaitu divestasi meunjukkan suatu keputusan untuk mundur dari bisnis melalui proses likuidasi perlahan-lahan atau penjualan segera.[17]
Untuk menerapkan strategi secara efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang dipilih dengan jenis-jenis pengendalian yang digunakan.
Misi pengendalian yang sesuai dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini :
1)      Misi unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang dihadapi oleh manajer umum serta trade off antara jangka panjang dan jangka pendek yang mereka buat.
2)      Sistem pengendalian manajemen dapat bervariasi secara sistematis untuk membantu memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian secara efektif dan membuat trade off jangka pendek dan jangka panjang yang memadai.


C.    KEUNGGULAN KOMPETITIF UNIT BISNIS
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasikan strategi pencapaian peluang profit melalui maksimalisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Setiap unit bisnis harus dapat mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan misinya. Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dImiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.[19]
Suatu unit bisnis dapat memilih untuk bersaing baik sebagai pemain terdiferensiasi atau sebagai pemain biaya rendah. Memilih pendekatan diferensiasi, dan bukannya pendekatan biaya rendah, meningkatkan ketidakpastian dalam lingkungan tugas unit bisnis karena tiga alasan :
Pertama, inovasi produk lebih penting bagi unit bisnis diferensiasi. Hal ini disebabkan karena unit bisnis diferensiasi terutama fokus pada keunikan dan eklusifikasnya yang memerlukan inomvasi produk lebih besar. Sementra unit bisnis yang berbiaya rendah, dengan penekanan utama pada pengurangan biaya, biasanya lebih memilih untuk mempertahankan agar penawaran produknya stabil sepanjang waktu.
Kedua, unit bisnis biaya rendah biasanya cenderung untuk mempunyai lini produk yang sempit guna meminimalkan biaya penyimpanan persediaan dan memperoleh manfaat dari skala ekonomi. Unit bisnis diferensiasi dipihak lain cenderung mempunyai kelompok produk yang lebih luas guna menciptakan keunikan.
Ketiga, unit bisnis biaya rendah biasanya menghasilkan produk sederhana yang bersifat komoditas, dan produk2 lini sukses semata-mata karena memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk saingan. Tetapi, produk unit bisnis diferensiasi akan sukses jika pelanggan memandang bahwa produk tersebut menawarkan keunggulan dibandingkan dengan produk saingan.[20]
Pendekatan pada diferensiasi produk meliputi loyalitas merk, pelayanan pelanggan yang unggul, jaringandealer, desain produk dan fitur produk dan teknologi. Sedangkan pada cara generik yang kedua, biaya rendah diterapkan berdasarkan pendekatan skala ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat, dan minimalisir biaya.
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan analitis yaitu: analisis industri (industry analysis) dan analisis rantai nilai (value chain analysis). Sebagai bantuanndalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan berkesinambungan.
1.      Analisis industri
Penelitian menguangkapkan peran penting yang mainkan oleh kondisi industri dalam kinerja perusahaan individu. Menurut porter struktur industri harus dianalisis yang terkait dengan kekuatan kolektif dari lima kekuatan persaingan yaitu:
a.       Intesitas persaingan diantara para persaing yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan secara lansung adalah pertumbuhan industri, perbedaan produk, jumlah dan keanekaragaman pesaing, tingkat biaya tetap, kapasitas intermitan yang berlebihan dan kendala untuk keluar dari industri.
b.      Daya tawar pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli adalah jumlah pembeli, biaya peralihan pembeli, kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan kembali, dampak produk dari unit bisnis pada biaya total pembeli.
c.       Daya tawar pemasok
Faktor yang mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah pemasok, kemampuan pemasok untuk melakukan integrasi kedepan, kehadiran input subsitusi.
d.      Ancaman dari barang subsitusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah harga/kinerja relatif barang subsitusi, biaya peralihan pembeli dan kecendrungan pembeli untuk menggunakan barang subsitusi.
e.       Ancaman pendatang baru yang masuk industri.

Superior
         




[1]  Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013) hal. 105
[2] Anthony dan Vijay G., “Management Control System Edisi 11, Buku 1” (Jakarta : Salemba Empat, 2005 ) hal. 66
[3] Suwinto Johan, “Implementasi Strategi Bisnis dan Korporasi melalui Merger dan Akuisisi” Vol 3 No.1/2011, hal. 71 [diakses pada tanggal 10 maret  2015]
[4] Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, ... Hal.  65
[5] Sofjan Assauri, .... hal. 107
[6] Anthony dan Vijay, ... hal. 66-67
[7] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi. (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2011). Hal 132-134
[8] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.......Hal.125
[9] M.Taufik Amir, Manajemen Strategi Konsep dan Aplikasi....Hal 135-136
[10] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.........Hal. 126
[11] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”....Hal.121
[12] Suwinto Johan, ... hal. 71
[13] Anthony dan Vijay, ... hal. 68
[14] Anthony dan vijay G., .... Hal. 70 (dimodifikasi dengan pemberian contoh perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
[15] Anthony dan vijay, (buku II) hal. 335
[16] Anthony dkk, ... buku 2 . hal 337-338
[17] Anthony dkk, ... hal. 71
[18] Sofjan Assauri, “Strategic Management Edisi II”.....Hal.92
[19] Nur Afianti Fajriyan dkk, Keunggulan kompetitif daam kewirausahaan (UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 2013) hal. 6 (diakses 09 maret 2015)
[20] Anthony dkk, ... hal. 345-346
[21] Michael E. Porter dalam buku Robert N.Antony dkk, ........hal. 76-77
[22] Anthony dkk, ... hal. 78