berikut adalah hasil perkuliahan saya pada mata kuliah hadits ekonomi, yang saya simpulkan bersama makalah-makalah dan ulasan dosen,, yang insyallah bermanfaat.
A.
Pengertian Hadits, Sunnah, Atsar dan Khabar
Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan dan/atau bersumber
dari Nabi Muhammad SAW baik itu berupa perkataan/ucapan, perbuatan, ketetapan,
sifat atau sirrah beliau yang terjadi pada situasi/keadaan / masa sesudah
beliau diangkat menjadi rasul allah, yaitu pada saat usia beliau 40 th
hingga 63 th (wafat nabi)
Sedangkan sunnah sama dengan hadits, tetapi
perbedaannya adalah pada pemberlakuannya, segala hal yang disandarkan kepada
nabi, perkataan, perbuatan maupun ketetapan yang terjadi sejak nabi lahir hingga
beliau wafat.
“artinya SETIAP
HADITS ADALAH SUNNAH DAN SETIAP SUNNAH BELUM TENTU HADITS”
Atsar adalah segala perkataan, dan
perbuatan yang bersumber dari sahabat dan tabi’in. Sedangkan khabar adalah
segala perbuatan yang bersumber dari nabi muhammad,, dan atau sahabat atau
tabi’in, artinya khabar lebih umum dari atsar.
B.
Jenis-Jenis Hadits
1.
HADITS QAULIYAH
YAITU perkataan nabi yang berisi berbagai tuntutan dan petunjuk
syara’
Contoh hadits qauliyah :
نَضَّرَاللهُ
امْرَاءً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثًا فَحَفِظَةٌ حَتَّى يُبَلِّعُهُ غَيْرُهٌ
فَاِنَّهُ رَبِّ حَمِلٍ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ وَرَبُّ حَمِلٍ فِقْهِ اِلَى
مَنْ هُوَ أًفْقًهُ مِنْهُ ثَلَاثٌ خِصَّالٍ لاَ يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ
مُسْلِمٍ اَبَدًا اِخْلَاصٌ العَمَلِ لَلّهِ وَ مُنَّا صَحَةً وَلاَةِ اْلاَمْرِ
وَلُزُوْمُ الجَمَاعَةِ فَاِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُحِيْطٌ مِنْ وَرَئِهِمْ (رواة
أحمد)
“Semoga
allah memberi kebaikan kepada orang yang mendengarkan perkataan dariku kemudian
menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, kerena benyak orang berbicara
tentang fiqh padahal ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang sebenarnya tidak
akan timbul rasa dengki dihati seorang muslim yaitu beramal semata-mata kepada
allah, menasehati taat, patuh kepada penguasa dan setia terhadap jamaah karena
sesungguhnya doa mereka memberikan motivasi dan menjaganya dari belakang”(HR. AHMAD)
2.
HADITS FI’LIYAH
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ
إِبْرَاهِيْمَ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِيْ عَبْدِاللهِ قَالَ حَدَّثَنَا
يَحْيَ بْنُ أبِيْ كَثِيْرِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنُ عَبْدِالرَّحْمَنِ عَنْ
جَابِرِبْنُ عَبْدِاللهِ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م يُصَلِّى عَلَى
رَأَحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَ جَّهًتْ فَاِذَ أَرَدً الَفِضَةً نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ
اْلقَبْلَةَ
Artinya : “telah menceritakan kepada kami muslim bin ibrahim, ia
berkata telah menceritakan kepada kami hisyam ibn abi abdillah telah
menceritakan kepada kami yahya bin abi kasin dari muhammad inb abdirrahman dan
jabir bin abdillah ia berkata : adalah rsaulullah shalat diatas tunggangannya
menghadap kemana arah tunggangannya menghadap, jika beliau hendak melaksanakan
shalat yang fardhu, maka beliau turun dan lalu shalat menghadap kiblat”
3.
HADITS TAQRIRIYAH
Yaitu segala sesuatu yang bersumber dari nabi muhammad Saw berupa
ketetapan-ketetapannya seperti hadits yang mengisyaratkan “diamnya nabi
terhadap para sahabat yang memakan daging dhab, tetapi beliau juga menolak
memakan daging yang ditawarkan sahabat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar